MEDAN, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi Kepulauan Nias untuk menangani permasalahan pembangunan manusia dan kebudayaan mulai 16-17 Maret 2021.
Kunjungan kerja hari pertama, Muhadjir berdialog dengan bidan desa, masyarakat, camat, petugas Puskesmas dan lainnya mengenai stunting (gangguan pertumbuhan pada anak karena kurang gizi) di kantor camat Hiliduho, Kabupaten Nias dan kantor kepala desa Umbubalodano di Kecamatan Sitolu Ori, Kabupaten Nias Utara.
Muhadjir bilang, angka stunting di Kepulauan Nias di atas rata-rata nasional atau 27 persen. Untuk itu, Kepulauan Nias menjadi perhatian penting pemerintah pusat. Pihaknya akan melibatkan semua kementerian dan lembaga terkait sesuai arahan presiden yang menargetkan angka stunting nasional menjadi 14 persen di 2024.
"Ke depannya, stunting akan ditangani secara khusus, penanggung jawabnya BKKBN, Perpres-nya masih diproses. Permasalahan perempuan dan anak menjadi perhatian semua pihak karena masuk kelompok rentan dan strategis. Masa depan Indonesia ditentukan oleh perempuan dan anak," kata Muhadjir dikutip dari siaran pers Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumut yang diterima Kompas.com pada Kamis (18/3/2021).
Baca juga: Cegah Stunting, Menko PMK Minta Ayah Se-Indonesia Berhenti Merokok
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang menambahkan, petugas yang berhubungan dengan perempuan dan anak bisa mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan pangan lokal untuk menambah gizi anak-anak.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumut R Sabrina yang mendampingi Muhadjir mengatakan, Pemprov Sumut mengintegrasikan penanganan stunting di lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Semua dikoordinasikan dan direncanakan Bappeda, kemudian masing-masing melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.
Daerah yang memiliki angka stunting tinggi dijadikan prioritas seperti Kepulauan Nias. Bukan berarti daerah lain yang terdapat stunting tidak diperhatikan. Tujuan akhirnya adalah bagaimana stunting tidak ada lagi.
Baca juga: Kunjungi Nias, Menko PMK Temukan Ada Satu Desa Angka Stunting-nya 41 Persen
Bupati Nias Sokhiatulo Laoli mengungkapkan beberapa kendala menangani stunting, di antaranya akses jalan yang sulit menuju desa terisolir, paradigma masyarakat yang terbatas mengenai pendidikan dan kesehatan serta sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan yang kurang memadai.
"Agar menjadi perhatian pemerintah pusat dan provinsi dalam mengalokasikan program dan kegiatan pembangunan, sehingga membantu Kabupaten Nias bisa keluar dari daerah tertinggal," katanya.