Sementara Bupati Nias Utara Marselinus Ingati Nazara menargetkan, angka stunting di daerahnya turun dalam setahun atau dua tahun ke depan. Dinas terkait akan melakukan tahap demi tahap penanganan stunting, seperti yang dilakukan bidan Desa Umbulodano Listi Telambanua.
Listi mengatakan, selama ini pihaknya telah berupaya memberantas stunting di Nias Utara. Beberapa upaya yang pernah dilakukan di antaranya pemantauan tumbuh kembang balita, pemberian makanan tambahan sampai memberikan kelas ibu hamil kepada masyarakat.
Terakhir, Kabupaten Nias dan Nias Utara mendeklarasikan diri sebagai kabupaten ramah dan layak anak. Poin deklarasinya: peningkatan kualitas hidup perempuan di berbagai bidang pembangunan terutama kewirausahaan, perlindungan hak perempuan dan anak dari kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi termasuk tindak pidana perdagangan orang, pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak.
Deklarasi ditandatangani Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumut Nurlela, Bupati Nias Utara Marselinus Ingati Nazara dan Bupati Nias Sokhiatulo Laoli.
Kunjungan hari kedua, Muhadjir berdialog dengan masyarakat di Balai Desa Togide'u, Kecamatan Sirombu, Kabupaten Nias Barat dan di kantor wali kota Gunungsitol. Katanya, masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya alam lokal untuk meningkatkan gizi. Dirinya melihat sumber daya alam lokal mencukupi untuk kebutuhan gizi masyarakat.
"Nias ini subur, pepaya bisa dimakan. Ikan juga tidak kekurangan. Ikannya paling segar. Ikan ada asam folat alami yang bisa merangsang otak," ucapnya.
Dia menyarankan ada gerakan makan ikan di Kepulauan Nias. Muhadjir mencontohkan mantan Presiden Habibie sejak kecil suka makan ikan.
"Kalau bisa, bikin gerakan makan ikan sebanyak-banyaknya. Pak Habibie itu orangnya kecil tapi pintar, ternyata waktu kecilnya suka makan ikan," katanya lagi.
Muhadjir mengatakan, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga gizi anak sangat perlu. Selain itu, koordinasi antar lembaga terkait juga perlu ditingkatkan.
"Pokoknya sosialisasi kerja sama, kemudian penanganannya per kasus tidak boleh berdasarkan angka tapi harus by name by adress. Siapa dia yang stunting dan harus betul-betul ditelusuri dan ditangani secara berkelanjutan sampai tuntas," ujarnya.
Indonesia menargetkan pada 2045 menjadi Indonesia Emas. Anak-anak perlu disiapkan untuk masa depan. Selain itu, pencegahan stunting dilakukan sejak dini, bisa juga dilakukan sejak remaja putri. Suami mesti berperan dalam pencegahan.
"Kalau sampai anak stunting, bukan hanya tinggi dan berat yang kurang, kemampuan otak juga kurang," kata dia.