Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Sekapur Sirih: Asal, Makna, Gerakan, dan Cerita

Kompas.com - 29/01/2022, 14:31 WIB
Dini Daniswari

Penulis

 

KOMPAS.com - Tari Sekapur Sirih adalah tari tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi. Tari Sekapur Sirih berfungsi sebagai tari penyambutan tamu yang datang di Provinsi Jambi.

Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi. Bahkan, tarian ini juga merupakan tari wajib dipertunjukkan saat tamu besar datang.

Secara umum, tari Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh sembilan orang penari perempuan dan tiga orang penari laki-laki.

Tiga orang penari laki-laki memiliki peran masing-masing, yaitu satu orang membawa payung dan dua orang sebagai pengawal.

Tari Sekapur Sirih juga menggunakan properti berupa cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, dan keris. 

Iringan musik berupa musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari biola, gambus, akordian, rebana, gong, dan gendang. Musik pengiring juga dijadikan sebagai penanda perubahan gerak.

Baca juga: Tari Sekapur Sirih, Tari Penyambutan Tamu Khas Jambi

1. Gerakan Tari Sekapur Sirih

Gerakan Tarian Sekapur Sirih menggambarkan tentang kebiasaan-kebiasaan gadis-gadis Jambi yang sedang berhias.

Ragam gerak merupakan nama-nama gerak yang terdapat dalam tari Sekapur sirih. Dalam tari Sekapur Sirih terdiri atas 17 ragam gerak.

Gerakan dalam tari Kapur Sirih adalah gerakan melenggang, sembah tinggi, merentang kepak, bersolek, dan gerakan berputar.

Gerak tari Sekapur Sirih merupakan gerak maknawi, karena setiap gerak tari memiliki suatu makna sesuai dengan kebiasaan masyarakat Jambi.

Setiap ragam gerak tari Sekapur Sirih memiliki hitungan 1-8 dan sangat dimungkinkan dalam satu ragam gerak terjadi pengulangan.

Hal ini, supaya ragam gerak memiliki kekuatan atau penegasan pada bagian-bagian tertentu yang dianggap penting oleh penata tarinya.

Struktur gerak merupakan rangkaian gerak yang terdiri dari gerak awal, gerak inti (pokok) dan gerak akhir (penutup).

Baca juga: Apa Lagu Daerah di Jambi?

Sedangkan, uraian gerak merupakan penjabaran ataupun penjelasan secara singkat mengenai hitungan gerak tari Sekapur Sirih, seperti hitungan posisi kepala, kaki, badan, dan tangan.

Gerakan awal menggambarkan cara penyambutan tamu dilakukan masyarakat dengan memvisualisasikan gadis-gadis Jambi berdandan untuk menjaga kecantikan. Agar saat berhadapan dengan tamu, mereka terlihat cantik, rapi, dan indah.

Gerakan inti, pada gerakan inti merupakan penggambaran gerakan menerima tamu dengan lemah lembut dan sopan santun.

Gerakan akhir melambangkan kebahagiaan dalam menerima tamu yang datang ke Provinsi Jambi dengan suguhan kapur dan sirih. Dimana, kapur sirih diletakkan dalam cerano (wadah) yang berisikan lembaran daun sirih, cerahan pinang, gambir, kapur sirih, dan tembakau.

 

2. Sejarah Tari Kapur Sirih

Tari Kapur Sirih diciptakan oleh Firdaus Chatap. Ia adalah seorang seniman yang terkenal pada masa itu. Pada 1962, tarian mulai dikenalkan pada msyarakat luas. Karena gerakan tarian masih dasar, beberapa seniman itu mengembangkan. Dengan iringan musik dan lagu tarian semakin populer di masyarakat.

Baca juga: Alat Musik Daerah Jambi

3. Makna Tarian Sekapur Sirih

Tari ini dimaknai sebagai sikap terbuka masyarakat Jambi dalam menyambut tamu. Selain itu melalui tarian, sebagai ungkapan rasa bahagia dan syukur dalam setiap penyambutan tamu.

4. Kostum Tari Sekapur Sirih

Kostum yang biasa digunakan berupa baju kurung dan kain songket khas Jambi. Di bagian kepala penari biasanya ditambahkan sanggul lipat pandan, sunting beringin, dan kembang goyang.

Sedangkan, aksesoris penari berupa teratai, pending, gelang, dan selendang.

Sumber: jambi.kemenag.go.id, tribunnewswiki.com dan jurnal.univpgri-palembang.ac.id, bobo.grid.id, dan tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com