Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Warga Binjai dan Langkat Masih Terjebak di Chernihif Ukraina, Sempat Sembunyi di Bungker Pabrik

Kompas.com - 08/03/2022, 11:51 WIB
Dewantoro,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi


MEDAN, KOMPAS.comn - Sebanyak 6 orang warga Kota Binjai dan 3 orang warga Kabupaten Langkat hingga kini masih belum bisa dievakuasi dari pabrik plastik di Chernihif, Ukraina.

Mereka sempat terpaksa bersembunyi di bungker pabrik untuk menyelamatkan diri dari perang dan dinginnya suhu di luar pabrik yang minus 5 derajat Celsius. Bungker itu selalu bergetar setiap kali terjadi ledakan.

Satu dari sembilan orang itu bernama Iskandar, warga Kota Binjai, menceritakan kondisinya saat telekonferensi di Binjai Command Center bersama pihak dari Pemko Binjai, diwakili Kadisnakerperindag Kota Binjai, Hamdani Hasibuan, Mantan Dubes RI untuk Ukraina, Prof. Yuddi Chrisnandi, Dubes RI untuk Ukraina, Ghoffur, perwakilan dari Kementrian Luar Negeri RI yang bertugas mengevakuasi WNI di Ukraina serta keluarga 9 WNI.

Baca juga: Putranya Terjebak Perang Ukraina Rusia, Rutami: Hancur Perasaan Kami di Sini...

Pertemuan via aplikasi Zoom itu berlangsung 'tegang'.

Istri Iskandar, Ayi Rodiah yang datang membawa anaknya yang masih kecil berkali-kali mengusap air matanya saat menyatakan harapannya agar suami dan 8 orang lainnya segera dievakuasi karena kondisi di tempatnya bekerja semakin tidak aman.

Namun situasi itu sempat pecah dengan tawa karena Iskandar mencoba bercanda saat menceritakan keadaannya di Ukraina.

"Alhamdulillah sampai dengan saat ini semua dalam keadaan sehat. Dan alhamdulillah, masih hidup," katanya sambil tertawa, Senin (7/3/2022).

Ucapannya disahuti dengan tawa sekejap dan terdengar suara seorang perempuan menimpali candaannya.

"Masih bisa becanda pula, yang di sini udah entah kek mana," ungkap perempuan tersebut.

Iskandar lalu bercerita, suasana awalnya masih aman. Namun sejak hari kelima, terjadi serangan di Chernihiv, suara rudal balistik hingga pesawat tempur terus terdengar hingga dia dan 8 orang lainnya lari ke bungker pabrik.

Setiap kali ada pertempuran atau ledakan, kata Iskandar, bungker pabrik tempat para WNI sembunyi selalu bergetar.

Di hari ketujuh, dia semakin khawatir karena saat tengah malah, dia melihat ada orang-orang bersenjata lengkap yang ikut masuk ke dalam bunker.

"Di tengah malam, ada "kacang ijo". Mereka ada 20 orang lengkap dengan senjata dan mobil tempur untuk istirahat. Saya khawatir karena mereka itu target. (Andai) tiba-tiba nanti mereka diserang," katanya.

Saat Iskandar mengucapkan kata 'kacang ijo', rekannya sesama WNI yang duduk di belakangnya menjelaskan bahwa yang dimaksud kacang ijo adalah tentara.

Namun dia tidak menyebut tentara dari Ukraina atau Rusia yang masuk ke bunker tersebut.

"Makanya kami punya inisiatif untuk pindah ke pabrik yang berada di lantai bawah karena di sini sepi tidak ada yang lewat," katanya.

Hanya saja, sejak empat hari belakangan, dia melihat ada beberapa tentara yang datang dan seperti hendak membuat tempat istirahat. Dari sebelumnya lokasi pabrik sepi, kini semakin riuh.

Kontak senjata juga semakin sering terdengar. Tak hanya sekali dia mendengar suara ledakan dan dia menduga jaraknya tidak jauh dari pabrik tempatnya bekerja sejak 2018.

"Alhamdulillah di sini stok makanan cukup sampai saat ini. Kontak senjata juga dekat di sini. Banyak tentara yang melakukan kontak senjata dekat di sini. Untuk saat ini semuanya masih baik tapi kita tidak berani untuk keluar. Bos selalu menyuplai makanan. Mereka (tentara) tidak berani masuk ke sini. Kami juga tak berani mendekat mereka, kami takut pihak Rusia memantau aktivitas komunikasi tentara Ukraina. Kalau dekat, kami takut kena imbasnya," katanya.

Dijelaskannya, saat ini dia bersama dengan 8 WNI lainnya berada di pabrik. Dia pun enggan untuk pergi keluar karena saat ini sedang musim dingin.

"Sekarang ini suhu udara di luar antara minus 1 derajat sampai minus 5 (derajat Celcius). Dingin sekali," katanya.

Ayi Rodiah menjelaskan berharap suaminya, Iskandar dan 8 WNI lainnya yang bekerja di Chernihif, Ukraina segera bisa dievakuasi karena kondisi semakin tidak aman.KOMPAS.COM/DEWANTORO Ayi Rodiah menjelaskan berharap suaminya, Iskandar dan 8 WNI lainnya yang bekerja di Chernihif, Ukraina segera bisa dievakuasi karena kondisi semakin tidak aman.

Sementara itu, istri Iskandar mengatakan, dia berharap agar suaminya cepat dievakuasi dari wilayah tersebut ke tempat yang lebih aman dan pulang ke rumah.

"Saya setiap video call saya lihat lokasi tidak aman sekali. Saya berharap sekali mereka untuk dievakuasi. Saya berharap sama Allah selalu berdoa sama Allah semoga mereka dilindungi. Tadi malam saya video call masih terdengar suara bom bahkan saat ini keadaan di sana dingin karena musim salju, saya suruh pakai selimut. Suami saya bilang minta tolong segera di evakuasi," katanya.

Sementara itu, mantan Dubes RI untuk Ukraina, Prof. Yuddy Chrisnandi mengatakan, pihaknya sudah mendengar kabar bahwa ada sembilan WNI yang berada di pabrik plastik Chernihif.

Sebenarnya, jarak lokasi pabrik ke Ibu Kota Kiev tidak terlalu jauh, bisa ditempuh jalur darat hanya dua jam. Namun, jalur itu merupakan jalur masuknya oleh pasukan Rusia dari arah utara Belarusia.

"Posisi Chernihiv berada di tengah-tengah antara Ibu Kota Kiev dan perbatasan utara Belarusia. Rekan-rekan dari Kedubes Moskow sedang mengupayakan jalur evakuasi kemanusiaan dari Chernihiv ke Belarusia dan akan dibawa ke daerah aman di Rusia untuk dibawa pulang ke Indonesia," katanya.

Namun, untuk melawati jalur itu memerlukan waktu karena di luar pabrik situasi jauh lebih berbahaya daripada di dalam pabrik.

Baca juga: Tangis Ibu yang Anaknya Terjebak di Ukraina: Lagi Video Call, Dia Teriak Ada Bom Meledak, Kami Sedih

Karena pabrik tersebut bukan instalasi militer dan bukan merupakan objek serangan pertempuran sehingga relatif lebih aman.

Tiga hari sebelumnya, Kedubes RI sudah melakukan berkoordinasi dengan staf yang ada di Kyiv untuk menarik dan menjemput dari Chernihiv ke Kyiv untuk di tempat kan di shelter atau tempat aman di kedutaan yang ada di Kiev.

"Namun, jalur itu tidak diizinkan oleh Pemerintah Ukraina karena diberlakukan darurat militer dan jam malam sehingga tidak bisa dilewati karena dikhawatirkan akan terjadi medan pertempuran dan terjebak di dalamnya. Namun, Pemerintah Indonesia (akan) dengan segera menjemput mereka. Semua yang kita hubungi secepat mungkin menjemput mereka agar bisa keluar. Saya yakin mereka pulang dengan selamat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cemburu, Pria di Medan Aniaya Kekasihnya hingga Tewas

Cemburu, Pria di Medan Aniaya Kekasihnya hingga Tewas

Medan
Ingin Masukkan Kerabat ke Taruna Akmil, Pria di Medan Naket Jadi Mayjen TNI Gadungan

Ingin Masukkan Kerabat ke Taruna Akmil, Pria di Medan Naket Jadi Mayjen TNI Gadungan

Medan
Pabrik Miras Ilegal di Medan Digerebek, 3 Orang Ditangkap

Pabrik Miras Ilegal di Medan Digerebek, 3 Orang Ditangkap

Medan
Diduga Korupsi Biaya Pembangunan Puskesmas, Pejabat Dinkes Labusel Ditahan

Diduga Korupsi Biaya Pembangunan Puskesmas, Pejabat Dinkes Labusel Ditahan

Medan
5 Nama yang Mulai Ramaikan Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut

5 Nama yang Mulai Ramaikan Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut

Medan
Wanita Lansia Tewas Diserang Harimau di Madina

Wanita Lansia Tewas Diserang Harimau di Madina

Medan
Video Viral Wanita Tepergok Curi Kentang di Tapanuli Utara Ditawarkan Hukuman Telanjang atau ke Polisi

Video Viral Wanita Tepergok Curi Kentang di Tapanuli Utara Ditawarkan Hukuman Telanjang atau ke Polisi

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Sumut di Demokrat

Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Sumut di Demokrat

Medan
Temuan Wanita Tewas Dibunuh Kekasihnya Sedot Perhatian Warga Medan

Temuan Wanita Tewas Dibunuh Kekasihnya Sedot Perhatian Warga Medan

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Sekuriti Stasiun KA Bandara Medan Kembalikan Uang Rp 24 Juta Milik Penumpang yang Tertinggal

Sekuriti Stasiun KA Bandara Medan Kembalikan Uang Rp 24 Juta Milik Penumpang yang Tertinggal

Medan
Korupsi Dana Desa, Mantan Pangulu di Simalungun Diringkus Polisi

Korupsi Dana Desa, Mantan Pangulu di Simalungun Diringkus Polisi

Medan
Diungkap, Alasan Golkar Pakai Penjaringan Terbuka di Pilkada Sumut

Diungkap, Alasan Golkar Pakai Penjaringan Terbuka di Pilkada Sumut

Medan
Giliran Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Sumut di PKB

Giliran Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Sumut di PKB

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com