Menurutnya, pemerintah tidak melibatkan pembangun kepentingan yang berkaitan dengan persoalan pertanahan.
"Saran saya undang semua stakeholder yang terlibat di dalam urusan pertanahan termasuk masyarakat kelompok-kelompok tani agar gubernur yang baru bisa berkontribusi menyelesaikannya," katanya.
Dari sisi ekonomi, Dadang menilai potensinya di tahun politik sangat besar. Semua entitas politik ini caleg dan lain-lain dan partai pasti akan belanja politik. Mulai dari konsultan, alat peraga kampanye dan lainnya itu tidak kecil. Berdasarkan banyak survei, belanja paling besar adalah belanja politik.
"Secara ekonomi ini tinggal menjaga kondusifitas di tengah-tengah masyarakat. Kedua kita punya potensi perekonomian yang kuat. Kita punya hasil bumi yang selama ini menjadi andalan terutama perkebunan," katanya.
Baca juga: 5 Tahun Kepemimpinan Edy Rahmayadi di Sumut, Praktisi Kesehatan: Tak Ada Perubahan Berarti
Kemudian ada kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei dan juga pariwisata. Jika potensi itu dikelola dengan baik dan masyarakat sudah bisa beraktivitas normal pasca Covid-19, dia yakin Sumatera Utara bisa bangkit.
"Menurut saya ini adalah saatnya untuk ribbon saatnya Sumut kembali lagi ke etapel yang sudah pernah terjadi sebelumnya di 5 sampai 6% pertumbuhan ekonomi kita mengikut pertumbuhan ekonomi nasional. Kita punya banyak keuntungan. Gubernur kalau punya tim yang kuat, saya yakin kita bisa normal dan kembali lagi bangkit perekonomian kita," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.