Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Tak Menentu, Cabai Merah di Deli Serdang Terancam Gagal Panen Raya

Kompas.com - 06/10/2023, 13:46 WIB
Dewantoro,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Saat buah cabai yang seharusnya besar maksimal, namun karena daunnya rusak akhirnya tidak bisa terisi (kopong). Sehingga terjadilah penurunan produksi.

"Jadi dari hasil rekapitulasi produksi di MT2 2022 kemarin terjadi penurunan dari sebelumnya 20 ton menjadi 17 ton per hektar. Saat ini di MT1 2023 penanaman di bulan Juni kemarin juga akan terjadi penurunan karena kita lihat ini rata-rata tanaman cabe kita baru pembentukan ke-8 sampai ke-10 itu bagian atas tanaman cabenya yaitu sudah tidak maksimal. Normalnya, bisa 15-20 kali petik, full panen," katanya.

Menurutnya, penurunan produksi memukul petani. Saat itu harga pembelian petani (HPP) Rp 15 ribu per pohon, angka itu naik dari 2 tahun sebelumnya.

Karena harga pupuk melonjak dari biasanya Rp 480 ribu untuk 50 kg menjadi Rp 780 ribu-900 ribu.

"Jadi biarpun harga Rp 28 ribu per kg, itu bukan angka yang aman bagi petani," tutur dia.

Situasi yang tidak menentu ini juga membuat populasi hama khususnya trip, tungau, kutu kebul nyaris tidak terkendali. Agar tanaman aman, petani terpaksa harus melakukan penyemprotan lebih rapat.

"Durasi penyemprotannya itu harus dirapetin. Biasanya seminggu 3-4 kali, sekarang ini dua hari sekali wajib disemprot. Kalau tidak tanamannya rusak. Biaya operasional pun bertambah," katanya.

Gunakan pupuk kimia dan organik

Dalam prosesnya, petani tidak bisa hanya menggunakan pupuk organik. Penggunaan pupuk organik hanya pada awal pengolahan.

Namun saat perawatan dari vegetatif ke generatif harus full kimia, untuk mengejar produksi. Sehingga untuk menjadi organik, saat ini belum bisa dilakukan.

"Belum bisa kenapa, karena pemerintah juga tidak membedakan antara harga cabe organik dengan cabe yang konvensional," katanya.

Sumut tidak terdampak elnino

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara (UPT PTPH Sumut), Marino menjelaskan, yang terjadi di Sumatera Utara bukan elnino melainkan lanina. Begitu juga di Sumatera Barat dan Aceh.

Posisi sekarang ini adalah lanina, banjir, hujan. Dibandingkan dengan provinsi lain seperti Sumatera Selatan, Lampung, dan daerah Jawa itu kan termasuk El Nino.

"Pak Yareli itu punya alatnya untuk mendeteksi suhu, kelembaban, dan lainnya. Pak Yareli membacanya dari situ. Kedua, mungkin untuk produksi cabe pada musim tanam ini berkurang dibandingkan pada musim-musim panen sebelumnya," katanya.

Pihaknya mencatat, periode 1-15 September 2023 pada tanaman padi terkena banjir seluas 461,3 ha di Kabupaten Asahan, Batubara, dan Kota Medan. Dari angka tersebut, 8 hektar di Desa Air Putih, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan mengalami gagal panen atau puso.

"Belum ada laporan yang kena kekeringan atau elnino. Laporan hanya terkena banjir," ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Medan
Maju Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi Daftar ke 8 Partai, Terakhir Hanura

Maju Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi Daftar ke 8 Partai, Terakhir Hanura

Medan
Petugas Dishub Medan Polisikan Pedagang Martabak, Bobby Minta Laporan Dicabut

Petugas Dishub Medan Polisikan Pedagang Martabak, Bobby Minta Laporan Dicabut

Medan
Paman Bobby Nasution Ingin Jadi Bacalon Wali Kota Medan lewat PDI-P

Paman Bobby Nasution Ingin Jadi Bacalon Wali Kota Medan lewat PDI-P

Medan
Edy Rahmayadi Daftar Bacalon Gubernur Sumut ke PAN, meski Zulhas Dukung Bobby

Edy Rahmayadi Daftar Bacalon Gubernur Sumut ke PAN, meski Zulhas Dukung Bobby

Medan
Kronologi Tabung Elpiji Meledak di Medan, Terdengar Suara seperti Bom

Kronologi Tabung Elpiji Meledak di Medan, Terdengar Suara seperti Bom

Medan
Bayar Listrik Tiap Bulan, KWh Meter Pedagang Martabak di Medan Dicabut PLN Usai Video Pemalakan Viral

Bayar Listrik Tiap Bulan, KWh Meter Pedagang Martabak di Medan Dicabut PLN Usai Video Pemalakan Viral

Medan
Dipolisikan Usai Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan, Pedagang Martabak Pasrah

Dipolisikan Usai Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan, Pedagang Martabak Pasrah

Medan
PLN Cabut Aliran Listrik Pedagang Martabak yang Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan

PLN Cabut Aliran Listrik Pedagang Martabak yang Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan

Medan
Curhat Pedagang Martabak di Medan yang Diduga Dipalak Petugas Dishub

Curhat Pedagang Martabak di Medan yang Diduga Dipalak Petugas Dishub

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Anggota Dishub Medan Diduga Palak Pedagang Martabak lewat Jukir

Anggota Dishub Medan Diduga Palak Pedagang Martabak lewat Jukir

Medan
Ledakan Tabung Gas di Kota Medan, 2 Luka-luka dan Dinding Rumah Rusak

Ledakan Tabung Gas di Kota Medan, 2 Luka-luka dan Dinding Rumah Rusak

Medan
Heboh Ledakan Tabung Gas Elpiji di Medan, Ibu dan Anak Terluka

Heboh Ledakan Tabung Gas Elpiji di Medan, Ibu dan Anak Terluka

Medan
Pegawai Dishub Medan Bantah Palak Pedagang, Laporkan Perekam Video ke Polisi

Pegawai Dishub Medan Bantah Palak Pedagang, Laporkan Perekam Video ke Polisi

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com