Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disisir 55 Km, Pencarian Balita Hanyut di Sungai Bah Bolon Dihentikan

Kompas.com - 20/06/2024, 20:08 WIB
Teguh Pribadi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Setelah genap tujuh hari pencarian terhadap balita laki-laki berinisial DAS (4) yang hanyut di Sungai Bah Bolon, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, resmi dihentikan.

BPBD Kota Pematangsiantar mengganti status pencarian menjadi pemantauan. Artinya, BPBD tetap melakukan pemantauan dan bersiaga jika korban ditemukan.

“Artinya, kami tidak lagi melakukan penyisiran sungai. Jika ada tanda tanda ditemukan, silakan hubungi BPBD.”

Demikian ujar Kalak BPBD Pematangsiantar, Agustina Sihombing usai apel di Jalan Porsea Pematangsiantar, Kamis (10/6/2024) petang.

Sebelumnya diberitakan, dua balita DAS dan DAHS (4) hanyut di Sungai Bah Bolon di Jalan Diponegoro, Gang Kopral, Siantar Barat, Kamis 13 Juni 2024.

Baca juga: 2 Balita di Pematangsiantar Hanyut di Sungai Bah Bolon, 1 Ditemukan Tewas

Pada hari yang sama, balita perempuan inisial DAHS itu ditemukan meninggal dunia di tepi aliran sungai Jalan Patimura, Gang Harupino, Kelurahan Tomuan, Siantar Timur, Kota Pematangsiantar.

Agustina mengatakan, pada Rabu (19/6/2024) kemarin, pihaknya telah berembuk dengan kedua orangtua korban dan melaporkan proses pencarian.

Pihaknya juga telah menyampaikan bahwa pencarian hari ketujuh adalah hari terakhir. “Kami sudah berupaya sekuat tenaga tapi Tuhan berkehendak lain,” imbuhnya.

Kepala Pos SAR Danau Toba Parapat, Hisar Turnip, mengungkapkan, proses penyisiran sungai menempuh jarak sepanjang 55 kilometer dari titik korban hanyut telah dilakukan.

Selama pencarian, Tim Gabungan yang terdiri dari BPDP, Pos SAR Danau Toba Parapat, Tagana, Relawan Damkar hingga komunitas rafting, menyisir sungai hingga ke wilayah Perdagangan, Kabupaten Simalungun.

Tim Gabungan itu terdiri 60 personel yang dibagi dalam tiga regu. Hisar mengatakan, penyisiran sungai dilakukan dengan keilmuan SAR hingga pada cabang sungai.

“Kesulitan yang kami alami selama pencarian banyak patahan. Jadi nggak bisa diarungi panjang. Kami harus angkat perahu,” ucap dia.

Ayah korban, Dian Siregar, yang ikut selama pencarian masih tetap berharap anak bungsunya ditemukan.

Dia mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu selama tujuh hari pencarian anaknya.

“Kami pahami betul apa yang sudah diberikan dalam pencarian anak saya. Apalagi saat Idul Adha kemarin, ada yang rela melepas kepanitiaannya hanya untuk mencari anak saya,” tutur Dian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com