Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prajurit TNI Dianiaya Geng Motor dan Ormas di Medan hingga Matanya Buta

Kompas.com, 7 Agustus 2024, 06:53 WIB
Goklas Wisely ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Polisi mengungkap, ternyata ada dua prajurit TNI yang terluka akibat insiden penyerangan anggota organisasi masyarakat (ormas) Ikatan Pemuda Karya (IPK) dan geng motor Simple Life (SL) di Kota Medan. Mereka adalah Prada Defliadi dan Pratu AS.

Kapolrestabes Medan, Kombes Teddy John Sahala Marbun mengatakan, pelaku yang ditetapkan tersangka yakni DHM (34) selaku Ketua IPK Ranting Sekip, RDS (45) anggota IPK, serta TT sebagai mantan anggota SL, MJS, dan MIR.

Terkait kronologi, Teddy menjelaskan, kejadiannya berlangsung Minggu (4/8/2024) sekitar pukul 03.30 WIB di Jalan Gatot Subroto. Kala itu, korban sedang duduk dengan teman-temannya di angkringan.

Baca juga: Penjelasan Kodam Pattimura soal Anggota TNI Dianiaya Senior, Sebut Komandan Tak Terlibat

Tiba-tiba, dua unit mobil datang ke lokasi. DHM dan RDS turun dari mobil bersama 5 temannya dan mendatangi Pratu AS. Tak lama, perselisihan terjadi. Wajah Pratu AS dipukul hingga terjatuh.

"Terjadi lah perkelahian. Pratu AS keseleo pada kaki kiri dan wajahnya bengkak," kata Teddy saat diwawancarai di Polrestabes Medan pada Selasa (6/8/2024).

Setelah itu, Prada Defliadi yang terpisah dari kawan-kawannya, dikejar para pelaku hingga ke Jalan Sekip. Rupanya, di lokasi itu telah berkumpul TT bersama teman-temannya dari anggota Geng Motor Simple Life.

Baca juga: Dua Orang Ditahan Terkait Penganiayaan Anggota TNI di Medan

"Diduga terafiliasi (antara geng motor SL dengan IPK)," ucap Teddy saat ditanya keterkaitan antara SL dengan anggota IPK tersebut.

"TT bersama temannya anggota geng motor SL melakukan pengeroyokan dengan cara meninju, menendang, membacok, hingga korban (Prada Defliadi) tidak berdaya," sambungnya.

Tak lama kemudian, teman Prada Defliadi datang ke lokasi dengan mengendarai mobil. Lalu, Prada Defliadi dilarikan ke Rumah Sakit Putri Hijau untuk menjalani perobatan.

2 Tersangka Ditangkap, 3 Tersangka Diburu

Teddy menyampaikan, sejauh ini ada dua tersangka yang ditangkap. Pertama, DHM ditangkap di Jalan Orde Baru pada Minggu (4/8/2024). Kedua, RDS ditangkap di Jalan Bedagai pada Senin (5/8/2024).

Sementara, SL, MJS, dan MIR masih diburu. Terkait motif, pihaknya masih mendalami alasan pelaku menyerang korban. Meski begitu, para pelaku didapati dalam keadaan mabuk saat mendatangi Pratu AS.

Prada Defliadi Alami Kebutaan

Kepala Penerangan Kodam I/BB Kolonel Rico Siagian menjelaskan, kondisi Prada Defliadi yang bertugas di Yonif 100/PS, saat ini masih dirawat secara intensif di RS Putri Hijau.

"Kondisi luka di kepala, tangan, dan mata. Laporan terakhir untuk matanya buta di bagian kiri. Sementara satu lagi (Pratu AS) keselo engsel (kaki) aja," ucap Rico saat diwawancarai di Polrestabes Medan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau