Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laga Sumut Vs Papua Barat di PON XXI Ricuh, Ofisial Berkelahi dan Pelipis Wasit Berdarah

Kompas.com, 8 September 2024, 20:32 WIB
Rahmat Utomo,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Laga memperebutkan perunggu futsal putri antara Sumatera Utara (Sumut) dan Papua Barat di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI, berlangsung ricuh. Para pemain dan official kedua tim ribut di lapangan.

Wasit pertandingan pun mengalami luka di pelipis matanya saat keributan terjadi.

Awalnya laga yang digelar di GOR Futsal Dispora Sumut, Deli Serdang ini memang bertensi tinggi. Inisiatif serangan dilancarkan anak-anak Papua Barat. Babak pertama pun ditutup dengan keunggulan Papua Barat 5-1.

Baca juga: Jelang Pembukaan PON, Sampah Masih Menumpuk di Taman Putroe Phang Banda Aceh

Dalam babak kedua, tim putri Sumut bermain dengan tempo tinggi, mereka habis-habisan menggempur pertahanan Papua untuk memperkecil ketertinggalan.Benturan dan demi benturan antar pemain pun terjadi di lapangan, hingga akhirnya keributan tidak terelakkan.

Puncaknya terjadi pada menit ke-7 babak kedua, emosi kedua pemain tim tidak bisa dikendalikan, kedua tim pun terlibat saling dorong. Lalu ofisial Tim Sumut dan Papua juga sempat terlibat perkelahian dan saling pukul.

Saat keributan terjadi wasit tiba-tiba berlari ke pinggir lapangan sembari memegang pelipisnya yang berdarah, diduga terkena pukulan saat keributan terjadi. Pengawas pertandingan dan petugas keamanan langsung melakukan evakuasi.

Pertandingan lalu juga sempat dihentikan 30 menit, laga kemudian diteruskan dan dipimpin wasit pengganti.

Dalam laga ini tensi permainan belum juga turun, bahkan pemain Papua Barat Linda Oktavia Jaisona harus mendapat kartu merah setelah melakukan pemukulan terhadap pemain Sumut Ni Kadek Vidieya Wijayanti.

Baca juga: Merasa Dicurangi, Tim Sofbol Putri Papua Sempat Tolak Pengalungan Medali Perak PON

Kedua tim masing-masing menciptakan satu gol di babak kedua ini.Pertandingan kemudian berakhir dengan skor berakhir 6-2.Tim Papua Barat pun berhak meraih perunggu.

Usai pertandingan Pelatih Sumut, Bantuan Mandai menilai kepemimpinan wasit banyak merugikan timnya, hingga saat pertandingan mempengaruhi performa anak asuhnya.

“Kami tidak minta dibela, kami hanya kecewa dengan wasit sehingga banyak merugikan kami. Begitu pun, kami mengucapkan selamat buat Papua Barat atas kemenangan ini,” katanya.

Sementara itu, pelatih tim Putri Papua, Sayan Karmadi mengatakan kepemimpinan wasit dalam permainan ini memang tidak terlalu baik. Lalu dia menyebut wajar banyak benturan terjadi saat pertandingan, sebab berlangsung dengan tensi tinggi.

“Kalau saya melihat masih tidak bisa dibilang buruk (kepemimpinan wasit) meski memang tidak terlalu baik," ujarnya

"Mengenai benturan-benturan antar pemain di lapangan saya kira juga normal, ya. Ini, kan, pertandingan perebutan medali, jadi wajar kalau tensinya tinggi, di samping ada faktor kelelahan pemain juga,” tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau