MEDAN, KOMPAS.com - Polisi mengungkap alasan di balik tindakan Husna Hulki (29) yang tega membunuh anaknya, Amri (23 bulan), di Desa Karang Gading, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kepala Unit PPA Polres Pelabuhan Belawan, Iptu Hamzah Nodi menjelaskan, hasil pemeriksaan terhadap pelaku menunjukkan beberapa motif yang sempat janggal.
"Pelaku awalnya mengaku karena sakit hati kepada mertuanya yang menuduhnya membuang sampah," ujarnya melalui saluran telepon pada Selasa (5/11/2024).
Baca juga: Ibu yang Buang Anak ke Parit di Deli Serdang Jadi Tersangka, Motif Didalami
Lebih lanjut, Hamzah menyampaikan beberapa alasan lain yang memicu tindakan pelaku.
"Alasan kedua, sakit hati dengan suaminya karena sering marah-marah dan sering tidak memberikan uang belanja. Terakhir, motifnya adalah sakit hati karena sering bertengkar dengan suaminya dan faktor kesulitan ekonomi," sambungnya.
Baca juga: Polisi Tangkap Wanita yang Diduga Buang Bayi di Kloset Apartemen Penjaringan
Selain itu, Hamzah juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima hasil otopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Medan terkait penyebab kematian korban.
"Penyebab kematian korban adalah pendarahan di kepala dan tenggelam," ungkap Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Janton Silaban.
Husna kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan menjalani proses hukum di Polres Pelabuhan Belawan.
Pelaku dikenakan Pasal 76 c Jo Pasal 80 ayat 3 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT).
Sebelumnya, pelaku membuang anaknya ke parit pada Selasa (29/10/2024).
Kejadian bermula ketika pelaku terlibat pertengkaran dengan mertuanya karena dituduh membuang sampah di samping rumah kakak iparnya sekitar pukul 07.00 WIB.
Setelah pertengkaran, pelaku beranjak dari rumah mertuanya menuju kediaman bibinya dengan diantar oleh seorang pria yang tidak dikenal.
Setibanya di rumah bibinya, pelaku beristirahat bersama anaknya.
Sekitar pukul 14.00 WIB, pelaku terbangun dan teringat kejadian pertengkaran dengan mertuanya.
"Lalu dilihatnya di depan rumah bibinya ada kolam ikan. Berjalan dia ke sana dengan menggendong anaknya. Terus anaknya dibuang ke parit yang dalamnya sekitar 1,5 meter," jelas Janton.
Setelah membuang anaknya, pelaku kembali ke rumah bibinya dan menyampaikan kepada keluarga, termasuk suaminya, bahwa anaknya jatuh ke kolam ikan.
Warga sekitar sempat membantu untuk memastikan kejadian tersebut.
"Sampai akhirnya, pelaku mengaku bahwa anaknya dibuang ke parit dan sudah dalam keadaan meninggal dunia. Besoknya, pelaku kami amankan," tutup Janton.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang