MEDAN, KOMPAS.com - Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara, Abyadi Siregar menyoroti kasus penemuan mayat wanita bernama Asiah Shinta Dewi Hasibuan (43) di lift Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Selasa (27/4/2023). Menurutnya, manajemen pengelolaan Bandara Kualanamu perlu dievaluasi.
Abyadi mempertanyakan fungsi pengawasan bandara, dia heran berdasarkan rekaman CCTV korban ternyata sudah terjatuh 3 hari sebelumnya.
"Saya benar-benar kaget luar biasa. Kenapa saya kaget? Karena kita tahu bahwa Kualanamu adalah sebuah bandara berkelas internasional, tapi kenapa sampai tiga hari baru diketahui (mayatnya)," ujar Abyadi dalam keterangan tertulisnya, kepada Kompas.com, Sabtu (29/4/2023).
Baca juga: Setelah 5 Jam, Jasad Perempuan di Bawah Lift Bandara Kualanamu Berhasil Dievakuasi
Menurut Abyadi, pihak dari Aviation Security (AVSEC) harus bertanggung jawab dalam kasus ini. Sebab, Avsec memiliki wewenang menjaga keamanan bandara dan juga para penumpang pesawat. Untuk itu kata dia, perlu dilakukan evakuasi dari oleh manajemen bandara.
"Dengan kasus penemuan mayat di kolong lift ini, saya kira perlu dilakukan evaluasi terhadap manajemen pengelolaan Bandara KNIA itu," ungkap Abyadi
Kata Abyadi, saat ini Kualanamu dikelola secara kemitraan strategis Build Operate Trasfer (BOT) antara PT Angkasa Pura (AP) II dan GMR Airports Consortium, perusahaan asal India.
Kualanamu ditargetkan bisa menyaingi Changi Airport dan Kuala Lumpur International Airport, Malaysia. Tapi dengan peristiwa ini, Abyadi justru ragu dengan profesionalitas pengelolaan bandara Kualanamu.
"Jujur saja, saya jadi ragu dengan profesionalisme pengelolaan Bandara KNIA ini," tandas Abyadi
Sebelumnya, Kapolresta Deli Serdang Kombes Pol Irsan Sinuhaji mengatakan korban pertama kali ditemukan Kamis (27/4/2023) pukul 16.00. Berawal dari terciumnya aroma busuk dari dasar lift.
Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat di Bawah Lift Bandara Kualanamu, Berawal dari Bau Tak Sedap
Berdasarkan rekaman kamera CCTV, korban tewas karena terjatuh dari lift. Awalnya Asiah masuk ke lift bandara yang memang memiliki 2 pintu.
Di dalam lift Asiah panik, karena berdiri di pintu lift yang salah saat sampai di lantai yang dia tuju. Pintu lift tempat nya keluar, berada di belakangnya.
Saat lift terbuka Asiah tidak mengetahuinya, dia fokus kepada pintu lift di depannya. Kemudian Asiah memaksa membuka lift tersebut hingga terbuka, saat melangkah, dia terjatuh ke dasar lift.
"Dari pantauan CCTV, kami lihat bahwa si korban ini terjatuh dari lift ke bawah karena ketidaktahuan. Liftnya ada dua pintu. Pada saat dia sampai ke lantai yang dia tuju, dia berdiri di pintu (depan), ternyata yang buka di belakang. Dia panik, kemudian dia paksa buka (pintu depan), dia lalu melangkah terjatuh ke bawah. Itu dari CCTV yang kita lihat," ujar Irsan, Kamis malam.
"Namun, apakah kematiannya karena terjatuh atau benda-benda lain yang ada di bawah, itu tunggu hasil dari pemeriksaan forensik di RS Bhayangkara," tambah Irsan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.