KOMPAS.com - Pulau Samosir yang terletak di tengah Danau Toba memiliki sebuah fenomena alam unik yang berjuluk ‘danau di atas danau’.
Julukan ini disematkan pada Danau Sidihoni atau Tao Sidihoni di Pulau Samosir karena letaknya yang lebih tinggi daripada Danau Toba.
Ketinggian ini diukur dari posisi Danau Sidihoni yang berada pada ketinggian 1300 mdpl, sementara Danau Toba berada dibawahnya yaitu pada ketinggian 905 mdpl.
Baca juga: Sejarah Letusan Gunung Toba yang Dampaknya Tidak Hanya Memunculkan Danau Toba
Danau Sidihoni atau Tao Sidihoni terletak di kawasan Danau Toba, yaitu di Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah danau.
Dilansir dari laman Antara, lokasi Danau Sidihoni tepatnya berada di Kecamatan Ronggur Ni Huta, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Baca juga: Mengenal Pulau Samosir di Sumatera Utara, Kondisi Geografis dan Wisata
Danau Sidihoni hanya berjarak 8 kilometer dari Pangururan ibukota Kabupaten Samosir sehingga sangat mudah dijangkau.
Sementara dari Kota Medan diperlukan waktu sekitar enam jam perjalanan untuk mencapai danau ini.
Perjalanan dari Pangururan ke Danau Sidihoni akan melewati jalan menanjak, namun sepanjang perjalanan wisatawan akan dimanjakan oleh pemandangan yang indah.
Baca juga: Sejarah Kabupaten Samosir, Kabupaten Satahi Saoloan yang Berdiri pada 7 Januari 2004
Keberadaan Danau Sidihoni tidak terlepas dari sejarah terbentuknya Pulau Samosir.
Seperti diketahui, Pulau Samosir merupakan dasar danau yang kemudian terangkat ke permukaan.
Dilansir dari laman Geopark Kaldera Toba, dalam konsep geo-volkanologi fenomena terbentuknya Pulau Samosir dikenal sebagai manifestasi dari ‘resurgent doming’.
Fenomena ini berupa pengangkatan dasar kawah atau kaldera sebagai akibat dari desakan magma dalam proses pencapaian kesetimbangan baru pasca-erupsi.
Diketahui terdapat dua buah danau di Pulau Samosir, yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang.
Adapun Danau Sidihoni terbentuk oleh sistem cekungan yang terbentuk akibat pola patahan lokal yang terdapat di Pulau Samosir akibat kegiatan tektonik pasca pengangkatan dasar danau (kaldera).
Sistem cekungan ini kemudian terisi air, sehingga terbentuklah sebuah danau yang dikenal dengan Danau Sidihoni.