Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Mahasiswa yang Sebut Mayat di Unpri Medan Boneka Dipolisikan

Kompas.com, 16 Desember 2023, 19:10 WIB
Rahmat Utomo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kasus video viral penemuan diduga 2 mayat di lantai 9 Kampus Unpri Medan berbuntut panjang.

6 orang pria yang mengaku mahasiswa Unpri Medan, dilaporkan polisi karena diduga menyebar video hoaks yang menimbulkan kegaduhan.

Pelapor kasus ini adalah pengacara bernama Fazarman, laporannya diterima polisi pada Jum'at (15/12/2023). Nomor laporannya, LP/B/4181/XII/2023/SPKT/Polrestabes Medan/Polda Sumatera Utara.

Baca juga: Polisi Selidiki Video Mobil Pikap, Diduga Bawa Boks Berisi Mayat di Unpri

Fazarman berkata, alasan pelaporan terkait 2 video yang beredar di media sosial. Video pertama mengenai informasi yang menyebutkan ada 2 mayat di boks biru Kampus Unpri Medan.

"Lalu (video kedua terkait) video klarifikasi pada 13 Desember 2023, yang menyatakan bahwa video (pertama) tersebut bukan lah mayat, melainkan manekin. Ini lah yang membuat kegaduhan, makanya kami membuat laporan," ujar Fazarman dalam keterangannya, Sabtu (16/12/2023)

Menurut Fazarman sesuai dengan video klarifikasi, ada 6 mahasiswa yang mengaku menyebarkan video bohong. Karena itu dia berharap polisi segera memproses laporannya.

"(Laporannya terkait) Dugaannya penyebaran berita bohong atau hoax, karena ada ketidaksesuaian dari dua video itu dan membuat kegaduhan di masyarakat," ujarnya.

Terpisah Kasatreskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir mengatakan telah menerima pelaporan tersebut.

"Sudah kami terima (laporannya). Ini kami segera lakukan penyelidikan," ujar Fathir melalui pesan singkat

Sebelumnya kasus ini bermula dari video 2 mayat di boks biru di lantai 9 Kampus Unpri Medan. Namun belum tuntas kasus ini diselidiki, tiba-tiba muncul video klarifikasi yang menyebutkan kalau mayat tersebut adalah boneka.

Dilihat dari akun instagram @medentau.id, tampak ada 6 orang pria di narasi video mengaku mahasiswa Unpri, meminta maaf telah menyebarkan kebohongan. Mereka lalu mengatakan kalau mayat yang berada di kampus Unpri adalah boneka.

"Properti di dalam video tersebut merupakan manekin atau boneka bukan mayat, video yang beredar merupakan hoax dan telah membuat keresahan bagi banyak pihak beberapa waktu lalu,'' kata pria dalam video.

Baca juga: Beredar Video Klarifikasi Mahasiswa Sebut Mayat di Unpri Boneka, Polisi: Kita Cari yang Bikin

Akibat video viral yang beredar polisi sempat menggeledah kampus tersebut, namun mereka tidak menemukan mayat di dalam boks. Justru polisi menemukan 5 mayat di lantai 15 kampus Unpri Medan.

Selanjutnya Kampus Unpri mengklarifikasi bahwa mayat itu merupakan kadaver atau jenazah, yang biasa digunakan untuk praktek anatomi fakultas kedokteran Unpri Medan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau