MEDAN, KOMPAS.com - Calon gubernur Sumatera Utara nomor urut satu, Bobby Nasution, memuji lawannya yang juga petahana, Edy Rahmayadi, dalam debat perdana Pilkada Sumut.
Bobby menyoroti pencapaian keterbukaan informasi di Sumut yang meraih peringkat lima se-Indonesia.
"Pak Edy Rahmayadi, izinkan saya mengapresiasi kinerja Anda sebagai Gubernur Sumut, karena sepengetahuan saya, keterbukaan informasi Sumut masuk lima besar. Izinkan saya mengapresiasi kinerja bapak di bagian ini saja," ujar Bobby, didampingi pasangannya, Surya, saat debat di Hotel Grand Mercure Medan, Rabu (30/10/2024).
Baca juga: 28 Detik Terdiam, Bobby Nasution Disoraki Penonton Saat Debat Pilkada Sumut
Namun, Bobby juga mengungkapkan bahwa ia pernah mendapatkan penghargaan serupa saat menjabat sebagai Walikota Medan.
Tidak hanya dia, wakilnya, Surya, yang merupakan bupati, juga menerima penghargaan dari Edy Rahmayadi.
Kendati demikian, Bobby menegaskan bahwa peringkat lima tersebut masih belum cukup. Jika terpilih sebagai gubernur, ia berjanji akan memperbaiki peringkat keterbukaan publik Sumut.
"Kami mengapresiasi peringkat lima di Indonesia. Kami akan terus berupaya agar Sumut masuk minimal tiga besar. Hal yang baik perlu kita akui, dan kami akan sampaikan apa yang perlu diperbaiki," tambah Bobby.
Baca juga: Jawaban Menohok Edy Rahmayadi ke Bobby Nasution: Kalau Tahu Ada Kutipan, Kenapa Tak Dilaporkan?
Bobby jujur
Menanggapi pernyataan Bobby, wakil Edy Rahmayadi, Hasan Basri, menganggap Bobby telah berbicara jujur.
"Saya kira Mas Bobby sudah berkata jujur. Keterbukaan informasi publik di Sumut memang peringkat lima. Namun, kami berjanji jika kami terpilih sebagai gubernur, kami akan menjadi terdepan dalam mengelola keterbukaan informasi publik," kata Hasan.
Ia menjelaskan bahwa kunci utama dalam optimalisasi pelayanan publik ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM).
"(Di antaranya) peningkatan SDM Aparatur Sipil Negara (ASN) berbasis digital. Namun, itu semua tergantung pada kepemimpinan, moralitas, dan leadership. Itulah kunci optimalisasi yang bisa berjalan. Tanpa itu, tidak mungkin optimalisasi pelayanan berjalan efektif jika tidak ada good governance, leadership, dan moralitas," pungkas Hasan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang