MEDAN, KOMPAS.com – Kepolisian tengah menyelidiki dugaan penyiksaan terhadap Salman Alfaris Siregar yang ditahan di Polrestabes Medan.
Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan, menyatakan bahwa rekaman CCTV telah diperiksa, namun belum ditemukan tanda-tanda aksi kekerasan.
"CCTV juga sudah kita lakukan pemeriksaan, belum ada tanda-tanda itu. Makanya kita ingin lebih tahu dari korban. Yang lebih detail kan mereka nanti yang menjelaskan," kata Gidion di Polrestabes Medan, Senin (10/2/2025).
Gidion menjelaskan bahwa pihaknya telah meminta keterangan dari empat personel kepolisian terkait kasus ini, termasuk petugas penjaga rumah tahanan polisi (RTP) dan penyidik.
Baca juga: Tahanan Polrestabes Medan Diduga Disiksa, Tubuh Luka-luka dan Air Seni Berdarah
"Yang kita minta keterangan, ada 4 orang (polisi) lah. Ada petugasnya (penjaga RTP), kemudian penyidik juga, bahwa dia tidak pernah memanggil ulang untuk pemeriksaan ketika (Salman) sudah di RTP," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini, Salman belum sepenuhnya memberikan keterangan kepada penyidik terkait dugaan penyiksaan yang dialaminya.
"Korban belum full memberikan keterangan. Setelah itu saya akan sampaikan pasti. Saya akan lakukan secara transparan sesuai dengan keterangan dan faktanya," kata Gidion.
Sebelumnya, Salman, warga Kabupaten Deli Serdang, diduga mengalami penyiksaan selama berada di tahanan sejak 21 Januari 2025.
Kuasa hukum korban, Tuseno, menyatakan bahwa keluarga Salman mendapat kabar dari petugas tahanan bahwa Salman dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan dalam kondisi tidak sadarkan diri pada 29 Januari.
"Setelah dicek, keadaan korban ada luka lebam di tangan, kaki, dan hidung. Kemudian, ada darah keluar dari air seninya. Sewaktu siuman, korban juga mengalami ketakutan," ujar Tuseno, Senin (10/2/2025).
Baca juga: Kasus Perdagangan Anak di Tanah Karo, Korban Disiksa untuk Layani Pria Hidung Belang
Menurut dia, Salman mengaku mengalami penganiayaan sebelum tidur malam oleh beberapa orang yang diduga merupakan suruhan pelapor.
"Beberapa orang yang menganiaya sebelum tidur malam. Tapi bukan tahanan. Ya kami duga para pelaku ini orang suruhan dari pelapor," katanya.
Setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Columbia Asia Medan, Salman kini telah dirujuk kembali ke RS Bhayangkara untuk menjalani perawatan psikologis.
Menanggapi kasus ini, istri korban telah melaporkannya ke Polda Sumut dengan nomor laporan LP/B/114/I/2025 pada 30 Januari.
"Kami duga ini ada keterlibatan aparat. Karena kami dapati kabar CCTV di lokasi mati. Kita minta dia diproses dan apabila ada yang memerintahkan, juga diusut dan ditangkap," tegas Tuseno.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang