Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Juru Parkir Jadi Tersangka Kasus Keroyok Pekerja Warkop di Medan

Kompas.com, 9 April 2025, 19:13 WIB
Goklas Wisely ,
Krisiandi

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Polisi menangkap tiga pelaku yang turut serta menganiaya pekerja warung kopi, bernama Arif (29), di Jalan Muktar Basri, Kota Medan karena tak diberi meminjam gelas.

Kepala Polsek Medan Timur Kompol Briston Napitupulu mengatakan, tiga pelaku bernama Yopi Molana (36), Zul Aldrin (56), dan Ade Febriansyah (25).

Yopi ditangkap di kosan Jalan Bukit Siguntang, Kota Medan pada Kamis (3/4/2025) sekitar pukul 03.00 WIB.

Sedangkan Zul dan Ade ditangkap di Jalan Glugur pada Selasa (8/4/2025) sekitar 18.00 WIB.

Baca juga: Modus Jual Kopi, Warkop di Prabumulih Ternyata Jual Gadis 13 Tahun

"Jadi Ade ini yang meminjam piring dan gelas ke Arif. Lalu, tidak dikasih sehingga terjadi keributan," kata Briston saat diwawancarai di Polsek Medan Timur pada Rabu (9/4/2025).

"Setelah itu, teman pelaku sebagai sesama juru parkir datang lah. Itu lah termasuk dua pelaku lain turut serta mengeroyok korban," tambahnya.

Kini, tiga pelaku tersebut telah ditahan di Polsek Medan Timur untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Mereka disangkakan Pasal 170 KUHPidana ayat 2 ke 1 dengan ancaman hukuman penjara paling lama 7 tahun.

Sebelumnya diberitakan, Jufrial Agusti (60), selaku pemilik warkop Jaya, mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (2/4/2025) sekitar pukul 22.00 WIB.

Mulanya, para para pelaku dengan gaya preman datang meminjam gelas dan diberi.

Baca juga: Ikut Keroyok Diduga Pelaku Curanmor hingga Tewas, Oknum ASN Ditahan

"Nah, waktu meminjam gelas kedua kalinya tak dikasih lah. Karena kebetulan banyak pengunjung," kata Jufrial saat diwawancarai di lokasi pada Jumat (4/4/2025).

"Selain itu, gelas itu juga dipakai untuk minum alkohol. Memang mereka ini pemuda setempat," tambahnya.

Tak terima diberi gelas, para pelaku mengeroyok Arif menggunakan tangan, sapu, batu, kursi, dan lainnya. Alhasil, korban mengalami luka memar di bagian wajah, kepala, dan dada.

Tak berhenti di situ, para pelaku mengamuk dengan mencampakkan kursi, meja, speaker, serta melempar mi yang disajikan pekerja untuk pelanggan.

Baca juga: Tak Dikasih Gelas untuk Minum Alkohol, Preman di Medan Keroyok Pekerja Warkop

"Malam itu para pelanggan ini berlarian, ketakutan. Pengakuan korban, ada sekitar empat orang yang menganiaya," ujar Jufrial.

"Bisa jadi memang para pelaku dalam keadaan mabuk, karena gelas itu dipakai untuk minum alkohol kan," tambahnya.

Setelah kejadian itu, korban mengadu ke Polsek Medan Timur. Kini, korban pun masih menjalani perobatan di rumah keluarganya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau