MEDAN, KOMPAS.com - Riko tak menyangka bunyi ledakan yang didengarnya saat tawuran antar-pemuda terjadi di Tol Belmera berasal dari pistol Kapolres Belawan, AKBP Oloan Siahaan.
Dia menyampaikan, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (4/5/2025) dini hari.
Kala itu, dia sedang duduk-duduk di jembatan, tak jauh dari lokasi kejadian.
"Memang dini hari itu ada anak muda tawuran. Terus, tiba-tiba ada suara ledakan. Awalnya kami kira suara ban mobil pecah karena kan jalan tol," kata Riko selaku warga sekitar saat diwawancarai dekat lokasi pada Selasa (6/5/2025).
"Rupanya, besok pagi kami dapat kabar, ada anak sini yang kena tembak sama Kapolres. Kalau suara ledakan itu ada dua kali saya dengar," tambahnya.
Baca juga: Polda Sumut Olah TKP Kapolres Belawan Diserang lalu Tembak 2 Remaja
Riko menyampaikan, memang beberapa kali tawuran antar-remaja di jalan tol sudah kerap kali terjadi.
Tawuran mulai masif terjadi ketika memasuki bulan Ramadhan hingga saat ini.
Di samping itu, Reni, seorang penjual pisang goreng yang tak jauh dari lokasi, turut menyampaikan pada Minggu dini hari itu, MS (15) sempat tergeletak di depan rumah warga.
"Remaja yang meninggal itu sempat tergeletak di teras rumah warga. Dia kesakitan karena perutnya bagian kanan kena luka tembak. Itu dia sampai muntah darah," ucap Reni.
Tak lama kemudian, MS pun dibawa rekan-rekannya menuju Rumah Sakit Delima.
Setelah itu, MS dirujuk ke RS Bhayangkara untuk menjalani operasi, tetapi berakhir meninggal dunia.
Baca juga: Datangi Rumah Remaja Ditembak Mati Kapolres Belawan, Kapolda Berduka, Janji Terbuka
Sebelumnya diberitakan, insiden penembakan itu terjadi pada Minggu (4/5/2025) dini hari.
Kala itu, Oloan beranjak dari posko pengamanan tawuran melewati Tol Balmera.
Mulanya, Oloan mendapati para pelaku tawuran menyerangnya dengan membawa senjata tajam.
Lalu, Oloan melepaskan tiga tembakan peringatan.
Akan tetapi, diduga para pelaku tawuran menyerang balik dengan melempar mercon dan batu.
Oloan melawan dengan melepaskan tiga tembakan ke arah kaki. Sayangnya, meleset, sehingga mengenai perut MS (15) dan tangan D (17).
Belakangan, MS meninggal dunia, sementara D masih dirawat di RS Bhayangkara.
Adapun Oloan dinonaktifkan untuk sementara.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang