MEDAN, KOMPAS.com - Jenazah Alang (55), pria yang membunuh istrinya, Yap Siu Lin, dijadwalkan akan dimakamkan pada Selasa (17/6/2025).
Kapolsek Medan Area, AKP Dwi Himawan Chandra mengungkapkan, pihaknya telah berupaya berkomunikasi dengan keluarga Alang terkait pemakaman jenazah.
Namun, keluarga Alang membuat pernyataan tertulis untuk menyerahkan pemakaman jenazah kepada kepolisian.
"Jadi keluarga keberatan untuk menerima jenazah," ungkap Dwi saat diwawancarai di Polsek Medan Area.
Baca juga: Kronologi Pria Bunuh Istri Saat Live Karaoke, Mengaku Cemburu pada Mantan Suami Korban
Dwi menambahkan, pihaknya akan bekerja sama dengan RS Bhayangkara untuk memakamkan Alang sesuai dengan kepercayaan yang dianut.
"Untuk penyebab kematian, kami masih menunggu hasil visum dari dokter," sebut Dwi.
Sebelumnya, Alang meninggal dunia setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Medan pada Senin (16/6/2025).
Baca juga: Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus
Alang membunuh istrinya pada Rabu (11/6/2025) sekitar pukul 22.00 WIB setelah terjadi cekcok di antara keduanya.
"Terus adik korban yang istirahat di lantai dua mendengar suara jeritan korban," kata Dwi kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Kamis (12/6/2025).
Setelah mendengar jeritan, adik korban segera turun ke lantai satu dan melihat pelaku menikam korban menggunakan sebilah pisau. Korban pun terkapar di lantai kamar.
"Adik korban ini sempat berteriak minta tolong sembari keluar rumah. Sempat dikuncinya pintu rumah biar pelaku tak kabur," ujar Dwi.
Tak lama kemudian, teman korban yang berinisial L bersama beberapa orang lainnya datang untuk menyelamatkan korban. L mencoba masuk dengan memanjat dari lantai dua.
"Saat mau melerai, L justru ditusuk pelaku. Setelah itu, korban diamuk massa dan dibawa ke Polsek," ucap Dwi.
Dwi mengungkapkan, motif sementara pembunuhan ini adalah cemburu.
Menurut keterangan saksi, korban bekerja di sebuah yayasan lembaga sosial dan sering membagikan bantuan sosial.
"Belakangan, si suami ini selalu ikut dalam aktivitas korban karena cemburu," ujar Dwi.
Sebelum menikam istrinya, pelaku sempat terlibat cekcok. Tak lama setelah itu, adik korban yang tinggal di lantai dua melihat korban tergeletak bersimbah darah di lantai kamar.
"Alat yang digunakan untuk menusuk adalah pisau dan gunting. Sejauh ini, kami masih menunggu hasil otopsi untuk penyebab kematian," sebut Dwi.
"Tapi kalau dari luka di tubuh korban, ada bekas sekitar 24 tusukan," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang