MEDAN, KOMPAS.com – Egi Suranta (23) tak menyangka temannya, pria berinisial A, menjadi korban pembunuhan di Jalan Besar Tanjung Anom, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Ia mengaku mengenal A sejak lama, bahkan sebelum mereka bekerja di tempat panglong yang sama.
"Makanya tak nyangka kok dia pula jadi korban," ucap Egi saat ditemui di sekitar lokasi kejadian, Jumat (4/7/2025).
Egi menceritakan, awalnya terjadi cekcok antara pelaku berinisial I dengan pria lain berinisial R pada Jumat sekitar pukul 03.00 WIB. Masalah bermula dari ponsel milik R yang sempat dipinjam oleh I dan tidak dikembalikan.
Baca juga: Pekerja di Deli Serdang Tewas Saat Lerai Perkelahian Depan Minimarket
"Cekcoknya karena I ini sempat meminjam ponsel R dan tak dikembalikan. Makanya diminta lah bayar Rp 1 juta," kata Egi.
"Terus keluarga I jadi cuma bayar Rp 300 ribu. Dari kejadian itu mungkin dendam la R ini. Nah, subuh tadi tak sengaja jumpa mereka jadi ribut," lanjutnya.
Menurut Egi, A awalnya hanya menonton keributan itu. Namun ketika ayah pelaku datang dan hendak ikut berkelahi dengan R, A mencoba melerai.
"Jadi korban ini mau melerai kian. Terakhir, dia pula kena tikam sampai meninggal. Kalau R itu kondisinya gak apa-apa. Pelaku pun langsung kabur la," ungkap Egi.
Sementara itu, Kepala Unit Reskrim Polsek Sunggal AKP Budiman Simanjuntak menyebut, pihaknya menerima laporan adanya korban tergeletak di lokasi sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca juga: Pekerja Panglong Tewas Ditusuk Depan Minimarket, Luka di Leher dan Kepala
"Waktu kami ke lokasi, kondisi korban sudah meninggal dunia," kata Budiman saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon.
Polisi kemudian mengevakuasi jenazah korban dan memasang garis polisi di sekitar lokasi kejadian. Jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk diotopsi.
"Untuk lukanya, secara kasat mata, ada tusukan di bagian leher dan kepala," ujar Budiman.
Ia menyatakan, saat ini penyidik masih memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap pelaku.
"Untuk lengkapnya nanti akan disampaikan," ucap Budiman.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang