Dia menjelaskan, alat rapid test antigen terdiri dari dua bagian, yakni cangkang dan alat pengambil swab, dakron.
Cangkang adalah alat berwarna putih yang terdapat garis I dan II. Dia tak yakin cangkangnya dapat digunakan berulang-ulang.
"Tapi, kalau dakronnya (yang didaur ulang), setelah digunakan ke dalam hidung atau mulut orang, sudah itu dicuci terus digunakan lagi, wah saya tak bisa membayangkan kacaunya seperti apa tindakan seperti itu," katanya.
Ketika ditanya apakah jika hal demikian terjadi maka tingkat penularan penyakit berpotensi besar, Aris menjawab singkat.
"Wah, gimana kalau habis masuk hidung bapak terus pindah ke hidung orang lain, gimana lagi," ungkapnya.
Baca juga: Polisi Gerebek Lokasi Rapid Test Antigen Daur Ulang di Bandara Kualanamu, 6 Petugas Medis Diamankan
Saat konferensi pers tersebut, Polda Sumut menghadirkan tiga orang (dua perempuan dan satu laki-laki) yang bertugas sebagai pelaksana tes swab antigen di Bandara Kualanamu.
Mereka menjelaskan proses tes swab. Dalam kesempatan tersebut, tidak ada yang menyebutkan identitas mereka.
Mereka menggunakan stik yang bekas dan juga yang baru. Selama masih ada yang bekas, akan digunakan terlebih dahulu. Mereka juga tetap menggunakan reagensi yang baru.
Perbedaan antara yang bekas dan yang baru adalah, pada kemasan stik yang bekas, ditempeli double tape. Sedangkan yang baru masih bersegel.
"Kami gunakan yang lama atau yang bekas, ada juga yang baru. Jadi buka yang baru ketika tak ada stok (yang bekas) lagi. Kan setiap hari diantar. Tiap hari ada pasien. Selagi stok lama masih ada, kami pakai," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.