MEDAN, KOMPAS.com - Khoiruddin Aritonang alias Choki, pelatih biliar yang dijewer Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi berencana melaporkan aksi tersebut ke pihak kepolisian.
Rencananya, Choki akan melaporkan aksi yang dinilai merendahkannya di hadapan umum tersebut ke Polda Sumut, Kamis (30/12/2021).
"Besok buat laporan ke Polda Sumut," kata Choki melalui sambungan telepon, Rabu (29/12/2021).
Choki menilai, aksi Edy menjewer dan menyebutnya dengan kata "sontoloyo" adalah bentuk penghinaan. Apalagi hal itu dilakukan di depan umum.
Sebagian besar yang hadir pada saat itu adalah para pelatih dan atlet peraih medali di PON XX Papua.
"Dia sudah membuat perbuatan tidak menyenangkan," ungkap Choki.
Choki mengharapkan pihak kepolisian menindaklanjuti laporan tersebut.
"Kemudian harapan lainnya ya enggak ada lagi Gubernur Sumut yang tingkah dan perbuatanya seperti beliau," katanya.
Baca juga: Klarifikasi Gubernur Edy Rahmayadi soal Jewer Pelatih Biliar: Jewer Sayang Itu
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjewer dan mengusir pelatih biliar Choki Aritonang saat acara penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX, Senin (27/12/2021).
Insiden ini terjadi saat Edy tengah memberi kata sambutan dan memotivasi pada atlet dan pelatih.
Pada satu momen, Edy melihat Choki tak bertepuk tangan saat sebagian besar hadirin bertepuk tangan.
"Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan?" tanya Edy sembari menunjuk ke arah Choki.
Edy lantas memanggil Choki ke panggung. "Atlet apa kau?" tanya Edy lagi.
Choki kemudian menjawab bahwa dia pelatih biliar.
"Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy.
Dia kemudian menjewer kuping Coki dan sempat mengeluarkan kata sontoloyo. Choki kemudian turun panggung dan langsung keluar.
"Sudah, pulang. Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah lagi di sini," tegas Edy.
Edy melanjutkan kata sambutannya. Dia kemudian meminta KONI dan Dispora mengevaluasi cabang olahraga biliar.
"Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi)," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.