Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Nakes Diduga Suntik Vaksin Kosong di Medan, Polisi: 3 Orang Diperiksa

Kompas.com, 21 Januari 2022, 13:43 WIB
Dewantoro,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Polisi memeriksa sejumlah orang terkait viralnya video tenaga kesehatan (nakes) diduga menyuntikan vaksin kosong kepada siswa Sekolah Dasar (SD) di Medan, Sumetara Utara. 

Adapun Polres Belawan dibantu Polda Sumatera Utara memeriksa dua tenaga kesehatan dan orangtua anak.

Dikonfirmasi di ruangannya pada Jumat (21/1/2022) siang, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi menjelaskan, kegiatan vaksinasi itu dilaksanakan pada Senin (17/1/2022).

Baca juga: Viral Video Nakes di Medan Diduga Suntik Vaksin Kosong kepada Siswa SD

Kegiatan itu diikuti dengan jumlah peserta sebanyak 509 siswa yang usianya sudah cukup untuk vaksinasi anak 6-11 tahun.

Dalam prosesnya, ada orangtua dari anak dalam video viral itu memvideokan kegiatan vaksinasi tersebut.

Setelah 2 hari mengikuti vaksinasi, anak itu tak ditemukan adanya gejala.

Baca juga: Nakes di Medan Diduga Suntik Vaksin Kosong kepada Siswa SD, Dinkes Sumut Akan Investigasi

Sementara dia berkaca pada dua anaknya yang lain, mengalami gejala setelah vaksinasi seperti sedikit bengkak dan gejala lainnya.

"Video itu diperlihatkan kepada keluarganya. Ada indikasi, keluarganya mengatakan ada kemungkinan itu tidak ada isi vaksinnya, kemudian itu diviralkan," kata Hadi.

Merespon kejadian itu, Polda Sumut dan Polres Pelabuhan Belawan langsung memeriksa sejumlah pihak yang ada dalam video tersebut.

Terutama tenaga vaksinator dalam kegiatan itu yang terdiri dari 2 tim vaksinator sebanyak 8 orang.

"Yang diperiksa, dr TGA, perawat berinisial W, dan orangtua anak berinisial K. Itu semalam. Kemungkinan sudah bertambah," katanya.

Dari pemeriksaan yang sudah dilakukan diketahui dokter bertugas menyuntik, sedangkan perawat bertugas untuk mengisi vaksin.

"Keterangan petugasnya dia (sudah) mengisi cairan vaksinnya. Nanti kan didalami oleh ahli lainnya terkait dosisnya. Siang ini kita panggil pihak IDI (Ikatan Dokter Indonesia). (Jika ada kesalahan) tentu ada sanksinya," katanya.

 

Tangkapan layar video yang viral memperlihatkan vaksinasi terhadap anak diduga kosong. Dinas Kesehatan Sumatera Utara akan melakukan investigasi.KOMPAS.COM/DEWANTORO Tangkapan layar video yang viral memperlihatkan vaksinasi terhadap anak diduga kosong. Dinas Kesehatan Sumatera Utara akan melakukan investigasi.

Viral di media sosial

Diberitkan sebelumnya, sebuah video menampilkan seorang nakes yang bertugas sebagai vaksinator, diduga menyuntikkan vaksin kosong kepada seorang anak SD di Medan, viral di media sosial.

Dalam video itu, terlihat seorang nakes perempuan mengeluarkan alat suntikan dari plastik pembungkus.

Tanpa mengisi alat suntikan itu, dia langsung menyuntik anak SD yang sudah siap untuk divaksin. Sekilas, tak terlihat ada cairan vaksin dalam alat suntikan itu.

Video ini lantas viral di sejumlah media sosial dan memancing reaksi Wali Kota Medan Bobby Nasution melalui akun Instagramnya.

Setelah ditelusuri, video ini diduga direkam di salah satu sekolah swasta Kecamatan Medan Labuhan.

"Setelah kita selidiki, peristiwa ini terjadi di salah satu sekolah swasta di Kecamatan Medan Labuhan, pada saat pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun," kata Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Faisal Rahmat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau