"Para pekerja tersebut dipekerjakan di kebun kelapa sawitnya selama 10 jam, dari jam 08.00-18.00," ujar Ketua Migrant Care Anis Hidayah, Senin (24/1/2022).
"Setelah mereka bekerja, dimasukkan ke dalam kerangkeng/sel dan tidak punya akses ke mana-mana," lanjutnya.
Namun, warga sekitar yang pernah menitipkan anak atau saudaranya ke tempat tersebut membantah adanya perbudakan. Mereka menitipkan anak mereka karena ingin menghilangkan ketergantungan narkoba.
Selain warga, ada juga penghuni dan mantan penghuni yang membantah mereka diperlakukan tidak layak.
Mereka mengaku makan tiga kali sehari, diberi ketrampilan, ditawari bekerja dan digaji, dan tidak mengalami kekerasan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang