MEDAN, KOMPAS.com- Kepolisian Resor (Polres) Binjai, Sumatera Utara, sudah menerima laporan terkait tewasnya seorang murid sekolah dasar yang tewas setelah dikeroyok temannya.
Sejumlah saksi kemudian diperiksa terkait penganiayaan berujung maut ini. Sekolah tempat korban belajar juga didatangi polisi.
"Termasuk yang diperiksa itu dari pihak sekolah," kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Binjai Iptu Junaidi saat dihubungi, Selasa (14/6/2022).
Baca juga: Soal Siswa SD dan MTs Tewas Dikeroyok dan Di-bully, Pengamat: Jangan Dianggap Kasus Sepele dan Kecil
Junaidi memastikan, dalam kasus ini saksi yang masih dalam usia anak diperiksa dengan pendampingan orangtua.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa sekolah dasar di Kota Binjai, Sumatera Utara, meninggal dunia diduga akibat dikeroyok sejumlah teman sekolahnya.
Anak berinisial MIA (11) itu meninggal dunia pada 23 Mei 2022. Atas peristiwa tersebut, orangtua MIA, Santi Citra Dewi (37) menuntut keadilan dengan mendatangi kantor Kepolisian Resor (Polres) Binjai, Kamis (9/6/2022).
Sambil menggedong anak keduanya, Santi menceritakan hari-hari terakhir putranya sebelum meninggal.
Baca juga: Siswa SD di Binjai Meninggal Diduga akibat Dikeroyok Teman Sekolah, Ibu Korban Menuntut Keadilan
Santi mengatakan, MIA awalnya tampak murung dan diam sepulang dari sekolah pada 21 Mei 2022.
Ketika diajak makan, MIA menolak. Ia mengaku sedang tidak enak badan.
Orangtua MIA lantas membelikan obat ke apotek. Namun, kondisi MIA semakin parah. Ia mengalami muntah-muntah. Saat diajak berobat oleh ayahnya, MIA menolak.
"Saya tanyakan kenapa muntah-muntah terus. Dia bilang tidak papa. Saya suap makanan, tapi kondisi tidak berdaya. Dia tetap tidak mau dibawa ke bidan," ujar Santi, Kamis, dikutip dari Tribun Medan.
Tak makan selama dua hari, kondisi MIA semakin parah. Hingga akhirnya MIA meninggal dunia dalam pelukan orangtuanya.
Keluarga temukan luka lebam Menurut Santi, keluarga menemukan luka lebam di tubuh MIA sewaktu memandikan jenazahnya.
"Begitu dimandikan punggungnya ada memar, dada memar merah kebiruan. Kuping juga terlihat biru," ungkapnya.
Baca juga: Siswa SD di Binjai Meninggal Diduga akibat Dikeroyok Teman Sekolah, Ibu Korban Menuntut Keadilan
Awalnya, Santi tak curiga dengan luka lebam itu. Namun, beberapa saat seusai MIA dimakamkan, teman sekelasnya menemui Santi untuk membeli dagangan.
Waktu itu, bocah tersebut mengungkapkan bahwa MIA sempat dipukuli oleh enam murid laki-laki sekelasnya.
"Kawannya bilang, mau bicara tapi takut sama yang pukuli anak saya. Tapi saya tanya terus. Dan ternyata, anak saya dipukuli oleh enam orang kawannya di sekolah," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.