Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Henky Manurung mengatakan, Bandara Kualanamu memiliki posisi strategis dalam mendukung sektor pariwisata di Sumut.
Salah satunya Danau Toba yang telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata prioritas Indonesia.
"Untuk mencapai lokasi, dibutuhkan bandara yang strategis. Pasca pandemi, pemerintah memperbaiki kondisi pariwisata nasional untuk meraup devisa," ujar Henky secara virtual.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumut Supryanto saat membacakan sambutan gubernur mengatakan, pengelolan Bandara Kualanamu merupakan tuntutan dari pertumbuhan pengguna jasa transportasi udara yang begitu cepat.
Bandara Kualanamu merupakan pengembangan dari Bandara Polonia yang telah melebihi kapasitas.
Butuh keamanan dan keselamatan penerbangan sehingga dibangun bandara baru di Kabupaten Deli Serdang.
Bandara ini punya peran strategis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mempercepat mobilitas manusia, barang dan jasa.
Pemprov Sumut berharap kebijakan strategis dapat meningkatkan pelayanan dan menjadikan Kualanamu lebih profesional, nyaman, memberi pengalaman yang menyenangkan, menjadi hub internasional yang membangun pariwisata Sumut sebagai tujuan prioritas.
"Bandara Kualanamu harus mampu menandingi dominasi Bandara Changi dan Bandara Kuala Lumpur, menjadi gerbang dunia internasional untuk menikmati Indonesia melalui pintu Sumatera Utara," ucap Supryanto.
Untuk diketahui, Bandara Kualanamu berdiri di areal seluas 1.365 hektare. Pembangunannya menghabiskan anggaran sebesar Rp 5,8 triliun, dengan rincian alokasi pembiayaan dari anggaran Ditjen Perhubungan Udara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) murni sebesar Rp 3,3 triliun dan alokasi pembiayaan dari PT Angkasa Pura 2 sebesar Rp 2,5 triliun.