Secara astronomis Kota Sibolga terletak pada koordinat 1º 42'' - 1º 46' Lintang Utara dan 98º 46' - 98º 48'' Bujur Timur.
Secara geografis, batas wilayah Kota Sibolga sebelah utara, timur, dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli, sementara sebelah barat berbatasan dengan Teluk Tapian Nauli.
Kota Sibolga secara administratif terdiri dari 4 Kecamatan dan 17 Kelurahan.
Adapun pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah Kota Sibolga adalah Poncan Gadang, Poncan Ketek, Pulau Sarudik dan pulau Panjang.
Bentang alam Kota Sibolga meliputi daratan pantai, lereng, dan pegunungan, dimana hampir seluruh penduduknya bermukim di dataran pantai yang rendah.
Kota Sibolga dilewati oleh beberapa sungai yaitu Sungai Aek Doras, Sungai Sihopo-hopo, Sungai Aek Muara Baiyon, dan Sungai Aek Horsik.
Pada masa awal kemerdekaan, Kota Sibolga sempat menjadi ibukota Keresidenan Tapanuli di bawah pimpinan seorang residen.
Sesuai Surat Keputusan Residen Tapanuli No.999 yang dikeluarkan tanggal 19 November 1946, Kota Sibolga menjadi sebuah daerah otonom.
Sejak berdiri hingga saat ini Kota Sibolga dipimpin oleh seorang walikota. Berikut adalah daftar Walikota Sibolga dari masa ke masa.
Sesuai data BPS dari SP 2020, jumlah penduduk Kota Sibolga mencapai 89.584 ribu jiwa.
Kota Sibolga mendapat julukan “Negeri Berbilang Kaum” karena keragaman etnis yang mendiami wilayah ini.
Beberapa etnis yang mendiami Kota Sibolga antara lain Batak, Mandailing, Melayu, Nias, Minang, Bugis, Aceh, Jawa, Tionghoa, India, Arab, dan masih banyak lagi.
Namun sebagian besar masyarakat yang menghuni Kota Sibolga berasal dari suku Batak.
Perkembangan Kota Sibolga sangat dipengaruhi budaya kemaritiman yang berkembang di wilayah pesisir.
Salah satunya adalah penggunaan bahasa pesisir yang lahir dari kebudayaan setempat dan menjadi bahasa pengantar sehari-hari.