Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cinta Ditolak, Pria di Deliserdang Bunuh Gadis 17 Tahun yang Dikenal di Facebook

Kompas.com, 17 Desember 2022, 10:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Mayat seorang perempuan mengenakan seragam SMA ditemukan mengapung di dalam sumur di di Gang Jambu Desa Serba Jadi, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, Kamis (15/12/2022)

Saat ditemukan, leher gadis tersebut terikat dasi. Belakangn diketahui jika korban adalah LPS (17), siswi kelas 2 SMA Harapan Medan.

Sehari setelah penemuan mayat, polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan LPS yakni Rizky Lewa alias Riza (25), warga Paya Bakung, Desa Terang Bulan, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sumatera Utara.

"Mereka (Lidya dan Riza) ini berpacaran. Pelaku ini juga merupakan residivis kasus narkoba di Polres Binjai," ujar Kapolsek Sunggal, Kompol Candra Yudha, Jumat (16/12/2022).

Sebelum membunuh LPS, Riza kabur dan tertangkap di kawasan Jalan Simpang Kramat Rambung, Kecamatan Binjau Selatan, Kota Binjai.

Baca juga: Mayat Perempuan Berseragam SMA Ditemukan Mengapung di Sumur Medan

Minta cium ibu saat pamit sekolah

Sebelum ditemukan tewas, LPS sempat pamit sekolah dan meminta dicium oleh ibunya.

NT, ibu kandung LPS mengatakan anak gadis satu-satunya berpamitan tidak seperti biasa saat berangkat sekolah.

"Terakhir dia hari selasa itulah keluar rumah, saat itu pamitan mau berangkat sekolah dia diantar bapaknya," Ucap NT, Jumat (16/12/2022).

"Tapi saat pamitan itu, dia sempat minta dicium, cuman karena tanganku kotor, jadi kubilang 'udah berangkatlah kotor tanganku'. Tapi dia maksa minta dicium, hingga akhirnya berangkatlah dia diantar bapaknya tampa ku cium," jelasnya.

Baca juga: Mayat Perempuan Berseragam SMA Ditemukan Mengapung di Sumur Medan

Dia mengaku tak ada firasat buruk di hatinya sebelum kematian anaknya.

"Enggak ada firasat buruk soal kematian anakku ini, karena biasa ajanya tingkah-lakunya kulihat,"kata NT.

LSP merupakan "boru sasada" atau anak perempuan satu-satunya di dalam keluarganya.

"Dia anak perempuanku satu-satunya. Dialah anak pertama kami dari tiga bersaudara orang ini, adiknya dua cowok," jelas NT.

NT berharap, pelaku dapat dihukum seberat beratnya atas perbuatan yang sudah dilakukan terhadap putrinya tersebut.

"Pelaku harus dihukum seberat-beratnya dengan apa yang sudah dilakukannya terhadap anakku," kata dia.

Baca juga: Lebih dari 100 Hari Kasus Pembunuhan Iwan Boedi Saksi Kasus Korupsi di Semarang Belum Terungkap

Kesal karena disebut cacat

Ilustrasi jenazah. SHUTTERSTOCK/Skyward Kick Productions Ilustrasi jenazah.
Saat diperiksa polisi, pelaku mmebunuh korban karena kesal disebut cacat dan susah bicara karena kondisinya bibirnya yang sumbing.

"Iya benar sudah ditangkap oleh tim Buncil, Jahtanras Krimum Polda Sumut. Pelaku tersinggung dan sakit hati karena ucapan korban yang mengatakan cacat dan sumbing," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Jumat (16/12/2022).

Menurut Hadi, korban berkenalan dengan pelaku di media sosial Facebook sejak dua minggu lalu. Mereka rajin berkomunikasi dan memutuskan bertemu pada Kamis, 15 Desember 2022.

Sekitar pukul 10:00 WIB korban meminta pelaku menjemputnya di rumah temannya di Jalan Pasar Kecil, Sunggal.

Baca juga: Mahasiswi di Probolinggo Bunuh Bayi Hasil Hubungan Gelap dengan Pacar

Lalu pelaku datang mengendarai sepeda motor Honda Vario berwarna putih. Untuk pertama kalinya, keduanya bertemu di masjid dekar rumah temannya dan saat itu, LSP diantar oleh rekannya.

Tanpa basa-basi korban langsung naik ke atas sepeda motor pelaku, dan pelaku langsung membawanya ke area lokasi kejadian.

Di lokasi, pelaku bertanya ke korban apakah mau menjadi kekasihnya atau tidak dengan kondisinya yang cacat.

Saat ditanya, korban dan diam sampai akhirnya mereka pindah ke sumur tempat korban dibuang. Lalu saat pelaku memegang tangan korban, LSP pun menepisnya.

"Kenapa pegang-pegang tangan?" tanya korban.

Baca juga: Dari Bisnis Uang Palsu, Sertu Agus Bunuh Bendahara KONI Kayong Utara, Kini Divonis Penjara Seumur Hidup

Kemudian pelaku kembali menanyakan apakah korban mau menerimanya menjadi pacar apa adanya.

"Bagaimana jawabanmu, mau gak dengan aku yg kek gini ?" tanya pelaku.

Suasana semakin memanas ketika korban menyatakan tak mau menjadi kekasihnya karena kondisi pelaku yang cacat dan susah bicara.

Mendengar itu, pelaku naik pitam dan langsung mengeluarkan tali yang terpasang di jaket dan mencekik korban yang berusaha meninggalkan pelaku.

Setelah dicekik selama 10 menit, korban terjatuh ke tanah dan oleh pelaku, gadis 17 tahun itu langsung dibuang ke sumur.

Sebelum melakukan hal itu, pelaku lebih dulu mengambil ponsel dan tas milik korban. Setelah itu pelaku pulang ke rumahnya di Jalan Raya Bakung, kecamatan Sunggal untuk mandi.

Baca juga: Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Tergantung, Diduga Bunuh Diri

Usai mandi pelaku berangkat ke binjai ke rumah pamannya dengan membawa tas korban. Sampai di Binjai, tas korban dibuang ke Sungai Kampung Nangka.

Polisi menemukan pelaku karena berhasil melacak ponsel dan rekaman CCTV. Setelah ditangkap, pelaku langsung diserahkan ke Polsek Sunggal untuk diproses lebih lanjut.

"Selanjutnya team memboyong pelaku dan barang bukti ke Polsek Sunggal. Reza mengakui perbuatannya dikarenakan sakit hati dan tersinggung atas ucapan korban," pungkasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor : Gloria Setyvani Putri), Tribun-Medan.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau