KOMPAS.com - Keunikan kuliner nusantara dapat Anda temukan di mana saja, termasuk di Sumatera Utara.
Beberapa diantaranya tergolong cukup ekstrem karena menggunakan bahan yang tidak biasa.
Baca juga: Dali ni Horbo, Keju Khas Batak yang Terbuat dari Susu Kerbau
Salah satu yang dapat Anda coba adalah trites, kuliner khas Karo yang juga dikenal dengan nama pagit-pagit
Trites atau pagit-pagit menjadi hidangan yang istimewa, karena biasanya hanya disuguhkan pada acara-acara tertentu.
Baca juga: Menikmati Kudapan Khas Karo di Batu Katak, Cimpa dan Kelapa Markisa
Trites atau pagit-pagit adalah kuliner khas Karo, Sumatera Utara yang memiliki tampilan seperti soto berkuah kuning.
Namun bahan dari masakan ini didapat dengan cara yang ekstrem, yaitu dari isi perut besar sapi, kerbau, atau kambing yang disembelih.
Baca juga: Naniura, Sashimi Berempah ala Batak yang Jadi Hidangan Para Raja
Binatang yang disembelih tersebut biasanya masih menyimpan rumput yang baru dimamah di dalam perut besar.
Rumput yang belum dicerna tersebut memang berbau, tetapi itu bukanlah kotoran.
Oleh karena itu, merupakan mitos yang salah jika trites atau pagit-pagit disebut berbahan dasar kotoran sapi atau kerbau.
Rumput yang diambil dari hewan memamah biak ini yang dinamakan trites, sebagai bahan dasar ketika memasak pagit-pagit.
Adapun sebutan pagit-pagit berasal dari bahasa setempat yang berarti pahit, di mana jika pengolahannya kurang tepat maka trites akan berbau dan terasa pahit.
Hal ini yang menjadi alasan trites has dibuat oleh orang yang benar-benar ahli dalam mengolahnya.
Trites biasa disajikan dalam acara pesta budaya, seperti perayaan merdang merdem (pesta tahunan), pesta pernikahan, pesta memasuki rumah baru, dan lain-lain.
Trites juga kerap dihidangkan pada acara Natal dan Tahun Baru di rumah-rumah sebagai makanan utama.
Kuliner ini menjadi menu favorit dan suguhan pertama yang diberikan kepada orang yang dituakan atau dihormati.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.