KOMPAS.com - Bersiwata kuliner di Sumatera Utara rasanya belum lengkap jika tidak mencoba nikmatnya naniura.
Walau tidak sepopuler arsik, namun naniura juga menjadi olahan ikan yang memiliki cita rasa yang khas.
Baca juga: Asal-usul Mie Gomak, Spaghetti Khas Batak Berbumbu Andaliman
Naniura adalah sajian kuliner unik dan lezat dari ikan mentah yang kerap dijuluki sebagai sashimi ala batak.
Berbeda dengan sashimi ala Jepang, penyajian naniura tentunya memiliki cara tersendiri dengan bumbu khas penuh rempah.
Baca juga: Manuk Napinadar, Kuliner Ayam Khas Batak Berbumbu Andaliman
Naniura dalam bahasa setempat diartikan sebagai ikan yang tidak dimasak atau ada juga yang mengartikan sebagai ikan yang diasami.
Pada awalnya, naniura diolah dari ikan endemik Danau Toba yang dinamakan Ihan.
Baca juga: Apa Itu Tempoyak? Kuliner Khas Melayu Ini Berbahan Dasar Buah Durian
Namun karena ikan tersebut mulai susah ditemukan, maka kini olahan naniura biasa digantikan dengan ikan jenis lain, seperti ikan mas, mujair, atau gabus.
Ikan mas atau sering juga disebut sebagai dekke lebih sering dipilih sebagai bahan naniura karena banyak ditemukan di Danau Toba.
Penggunaan ikan mas sebagai bahan utama membuat banyak yang mengenal kuliner khas batak ini dengan nama Dekke Naniura.
Naniura dahulu bukanlah makanan rakyat, namun sajian istimewa bagi jamuan Raja Batak di Tapanuli.
Kuliner elit ini disajikan oleh koki atau juru masak khusus kerajaan dalam jamuan tertentu.
Namun belum diketahui kapan tepatnya naniura mulai bisa dicicipi dan dibuat sendiri oleh rakyat biasa.
Namun saat ini naniura telah menjadi kuliner khas batak yang hanya ditemukan pada momen atau upacara adat tertentu.
Selain cara penyajian, ciri khas dari naniura adalah berbagai bumbu yang digunakan.
Salah satunya adalah penggunaan didapat dari bumbu naniura yang menggunakan campuran utte jungga (asam Batak), sejenis jeruk purut dengan rasa yang masam.