KOMPAS.com - Salah satu kekayaan budaya khas suku Batak di Sumatera Utara yang diturunkan sejak zaman nenek moyang adalah ragam senjata tradisional.
Senjata tradisional ini pada masa lalu digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti berburu, maupun digunakan dalam berperang.
Baca juga: Dali ni Horbo, Keju Khas Batak yang Terbuat dari Susu Kerbau
Tak hanya itu, senjata tradisional juga digunakan sebagai simbol kewibawaan dan kekuatan bagi raja dan para bangsawan.
Dilansir dari laman Gramedia, berikut adalah nama senjata tradisional khas Sumatera Utara serta penjelasannya.
Baca juga: Asal-usul Mi Gomak, Spageti Khas Batak Berbumbu Andaliman
Piso Halasan adalah simbol dari kebesaran suku Batak Hasangapon di daerah Tapanuli Utara.
Filosofi Piso Halasan adalah lambang penegakan hukum dan juga keadilan yang akan memberi kehidupan untuk masyarakat.
Adapun Piso Halasan bermakna pembatasan diri agar tidak terjebak di dalam keinginan.
Bentuk Piso Halasan menyerupai pedang dengan ujung sedikit melengkung, dan memiliki gagang dari tanduk rusa atau logam berukir.
Sarung pedang umumnya terbuat dari kayu dan mempunyai ukiran seperti seekor singa yang bertanduk tiga.
Baca juga: Manuk Napinadar, Kuliner Ayam Khas Batak Berbumbu Andaliman
Piso Gaja Dompak adalah senjata tradisional khas Sumatera Utara milik Sisingamangaraja XII yang digunakan ketika menghadapi lawan.
Walau begitu, Piso Gaja Dompak tidak digunakan untuk membunuh namun hanya sebagai perantara untuk melawan kekuatan supranatural.
Penggunanya disebut akan memiliki kekuatan berupa kebijaksanaan dan karisma, sehingga tidak heran jika senjata ini kemudian disakralkan oleh Kerajaan Batak.
Walau begitu terdapat pantangan bagi penggunanya, yaitu tidak boleh dengki atau marah.
Bentuk Piso Gaja Dompak lebih panjang dari belati, namun lebih pendek dari pedang, dengan gagang dihias ukiran berbentuk gajah dan memiliki sarung berwarna hitam.
Piso Silima Sarung dan Piso Sitolu Sarung adalah senjata berisi beberapa pisau dalam satu sarung.
Piso Silima Sarung berisi lima buah pisau dan digunakan saat berperang.
Piso Silima Sarung terkait dengan keyakinan suku Batak bahwa manusia mempunyai empat roh dan yang kelima merupakan tubuh manusia.
Sementara Piso Sitolu Sarung berukuran lebih kecil berisi tiga buah pisau.
Piso Sitolu Sarung melambangkan tiga benua antara lain benua atas, benua tengah, dan benua bawah yang menyatu di dalam kehidupan orang-orang Batak.
Piso Gading adalah senjata tradisional khas Sumatera Utara yang menjadi ciri khas masyarakat dari daerah Toba.
Piso Gading dimiliki oleh seorang raja yang biasanya dilumuri dengan racun yang mematikan.
Bentuk senjata ini yaitu berupa pedang yang sedikit melengkung dengan bilah yang sangat tajam.
Piso Tumbuk Lada adalah senjata tradisional yang digunakan oleh masyarakat Karo yang berasal dari Kerajaan Aru Karo dan Melayu yang terletak di pesisir timur.
Piso Tumbuk Lada juga termasuk senjata yang dilumuri racun dan darat akan ilmu magis, namun umumnya tidak digunakan untuk berperang.
Senjata ini kerap dipakai sebagai hiasan dengan berbagai ukiran pada gagang dan sarungnya.
Piso Sanalenggam adalah senjata tradisional yang dipakai untuk berperang dan berburu.
Bentuk bilah dan sarungnya menyerupai golok, dengan bagian ujung gagang dibei logam kuning dengan ukiran seorang laki-laki.
Piso Toba adalah senjata tradisional suku Batak, Sumatera Utara dengan bentuk gagang yang melengkung ke dalam.
Gagang dibentuk sedemikian rupa agar memudahkan dalam memegang senjata ketika digunakan.
Tunggal Panaluan adalah senjata berupa tongkat milik para raja yang juga digunakan oleh datu atau dukun dari Batak.
Senjata ini dipercaya memiliki kekuatan gaib atau supranatural, yang digunakan untuk upacara adat, menolak bala, membantu dalam masa perang, dan mengobati penyakit tertentu.
Bentuk Tunggal Panaluan yaitu tongkat dengan ukiran berupa manusia atau hewan yang tersusun ke atas.
Hujur Siringis adalah senjata serupa tombak yang digunakan dalam berperang atau kegiatan pembuka mata air oleh masyarakat Batak.
Bentuk Hujur Siring lebih ramping dibandingkan dengan tombak pada umumnya, dan terbuat dari kayu yang ringan dan kuat dan logam tajan di ujungnya.
Meriam Puntung yang dapat ditemukan di Istana Maimun adalah senjata tradisional Batak yang juga menjadi peninggalan sejarah.
Disebut Meriam Puntung karena senjata tersebut sudah tidak utuh lagi atau buntung.
Senjata ini memiliki beberapa versi cerita seperti dianggap mempunyai kekuatan gaib yaitu bisa meledak meski apinya tidak dinyalakan.
Ada juga cerita bahwa Meriam Puntung adalah sebuah bukti penaklukan Kesultanan Deli terhadap Kerajaan Aru.
Sumber:
gramedia.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.