Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Kejanggalan Rekaman CCTV Saat Asiah Jatuh dari Lift Kualanamu, Benarkah Asli Tanpa Editan?

Kompas.com - 02/05/2023, 15:36 WIB
Rahmat Utomo,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Ahli digital forensik, Abimanyu Wachjoewidajat, memberikan analisisnya terkait rekaman kamera CCTV di lift Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Rekaman CCTV tersebut memperlihatkan detik-detik seorang wanita bernama Asiah Sinta Dewi Hasibuan (43) (sebelumnya ditulis Aisiah) terjatuh dari lift, Senin (24/4/2023).

Baca juga: Manajemen Kualanamu Sebut Rekaman CCTV Lift Bermasalah Saat Asiah Terjatuh, Kembali Normal Ketika Mayat Ditemukan

 

Abimanyu menilai banyak kejanggalan dari rekaman CCTV yang sudah terkonfirmasi pihak Bandara Kualanamu itu.

Baca juga: Ada 3 Petugas Pemantau CCTV di Kualanamu, di Mana Mereka Saat Asiah Jatuh dari Lift?

Pertama, Abimanyu menilai rekaman CCTV yang beredar sangat tidak lazim framenya, terlalu sempit, dan begitu dekat dengan obyek.

Padahal, fungsi CCTV adalah meng-cover seluruh kejadian di lift.

"Seharusnya seluas area lift, semua pojok tercakup karena tujuan CCTV tersebut juga gunanya agar bisa mengetahui apabila ada tindakan tidak lazim atau kriminal yang terjadi di dalam lift," ujar Abimanyu melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (2/5/2023).

Kejanggalan kedua, pada tayangan CCTV tertulis istilah "Dome". Apabila "Dome" merupakan jenis kamera yang digunakan, maka hal ini janggal karena framingnya sangat tidak sesuai dengan tayangan CCTV.

Kamera Dome mempunyai kemampuan spesial yaitu mampu meng-cover secara luas area dalam lift.

Ketiga, Abimanyu mempersoalkan tanggal kejadian di CCTV. Menurutnya, tanggal yang ditampilkan bukan tanggal saat kejadian, melainkan tanggal rekaman ulang.

"Dan kejanggalan ini sangat nyata, di mana rekaman CCTV yang asli tidak kelihatan tanggal dan jam. Padahal label date time stamp itu merupakan suatu hal yang wajib tayang pada semua CCTV, apalagi pada area penting seperti bandara. Jadi semakin jelas bahwa tayangan yang tersebar adalah hasil cropping, bukan tayangan aslinya,'' ujarnya.

Keempat, Abimanyu menjelaskan bahwa dari pemberitaan yang beredar, korban tidak melihat pintu lift di belakangnya terbuka saat sampai lantai tujuan.

Namun, Abimanyu menduga pintu lift tidak terbuka karena belum sampai lantai yang dituju.

"Padahal bukti digital jelas menunjukkan bahwa lift yang terbuka di belakangnya itu pun bukan pada level lantai yang seharusnya. Terlihat jelas ada celah lebar. Bisa dibandingkan dengan bukti digital yang menunjukkan lebar celah yang sama terlihat pada pintu depan si wanita saat dia bergegas lalu terjerumus," ujar Abimanyu.

Kelima, Abimanyu mempertanyakan keberadaan petugas keamanan bandara saat itu.

Menurutnya, semua lift modern bisa dikendalikan secara digital karena mempunyai sensor yang canggih dan otomatis memberitahu operator lift apabila ada yang membuka paksa lift.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com