Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motif Pembunuh Wanita yang Jasadnya Ditemukan Dalam Karung di Bandung

Kompas.com, 12 Juni 2023, 15:29 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Pelaku pembunuhan wanita yang jasadnya ditemukan terbungkus karung di Kelurahan Cibuntu, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (7/6/2023), telah diringkus polisi.

Pelaku adalah Ali Nurdin (52), suami korban sendiri. Dia ditangkap Unit 2 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel saat sedang berada di dalam bus di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel).

Motif pelaku

Usai ditangkap, Ali menyampaikan alasannya membunuh sang istri, Ema Purnama(43), kepada pihak kepolisian.

"Dari keteranganya, motif dia tega bunuh istrinya itu karena tidak terima istrinya minta cerai," kata Panit 2 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel, Iptu Teddy Bharata.

Teddy mengatakan, pelaku yang marah kemudian membunuh istrinya di rumah kontrakan yang mereka tempati. Setelah dia memastikan istrinya tewas, jasad korban kemudian dimasukkan ke dalam karung.

Baca juga: Wanita di Bandung Cekcok dengan Suami Sebelum Ditemukan Tewas Dalam Karung

"Dipukul dengan tangan kosong sampai istrinya ini meninggal dan jasadnya dimasukkan ke dalam karung plastik," ujar Teddy.

Usai membunuh istrinya, Teddy melanjutkan, pelaku langsung melarikan diri ke wilayah Tempino Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.

"Setelah membunuh, dia lari ke tempat saudaranya yang berada di Tempino Sungai Bahar," ucap Teddy.

Akan tetapi, menurut pengakuan pelaku, dia sebenarnya hendak kembali ke Bandung untuk menyerahkan diri kepada polisi.

"Kalau katanya dia sih ke Bandung mau menyerahkan diri, itu katanya dia," jelasnya.

Ditangkap saat perjalanan ke Bandung

Dalam perjalanan, pelaku yang menumpang bus dari Jambi, ditangkap unit 2 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel saat melintas di kawasan KM 12 Palembang, Sumsel.

Baca juga: 7 Saksi Diperiksa, Polisi Buru Pembunuh Wanita Terbungkus Karung di Bandung

"Dia tertangkap saat naik bus Qitarabu dari jambi tujuan ke Lampung dan Bandung," papar Teddy.

Sementara itu, Kanit 2 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel, Kompol Bakhtiar menyampaikan, penangkapan ini dilakukan usai pihaknya berkoordinasi dengan Polrestabes Bandung.

"Anggota melakukan pengadangan dan pengecekan penumpang bus Qitarabu tujuan Bandung yang diduga ditumpangi oleh pelaku," tutur Bakhtiar.

Setelah petugas melakukan pengecekan, ternyata pelaku memang berada di dalam bus tersebut. Pelaku kemudian langsung dibawa ke kantor dan diserahkan ke Anggota Polrestabes Bandung yang datang ke Palembang dari Jambi.

"Pelaku kemudian diserahkan ke personel Jatanras Polresta Bandung, Polda Jawa Barat," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul "Ditangkap di Palembang, Alasan Suami Bunuh Istri Hingga Jasadnya Dimasukkan Dalam Karung di Bandung"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau