Dia melanjutkan, jaringan ini melakukan aksi kejahatan dengan cara melakukan panggilan video dengan korbannya.
"Korbannya memang kebanyakan warga negara China, namun karena jehatannya dilakukan di Indonesia maka kita akan melakukan pendalaman juga, apakah nantinya (diketahui) ada korbannya orang Indonesia," beber Zahwani.
Baca juga: Jokowi Soal Jabatan Presiden 3 Periode: Tidak Dibolehkan Konstitusi
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang diterjemahkan oleh penerjemah bahasa Mandarin, pelaku menghubungi korbannya melalui panggilan video.
Pelaku pun langsung berusaha membuat korban nyaman agar mengirimkan foto wajahnya. Setelah keinginan pelaku terpenuhi, foto korban itu kemudian disunting sehingga tampak sedang tidak mengenakan pakaian.
"Pada awalnya tersangka berinteraksi dulu sampai merasa nyaman. Kalau misalnya permintaannya tidak dipenuhi, foto-foto (korban) bisa disebar luaskan, itu hanya untuk menakut-nakuti korbannya," pungkas penerjemah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.