Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Anak 14 Tahun di Medan Di-"bully", Dipaksa Makan Lumpur hingga Ditempel Kunci yang Dibakar

Kompas.com - 28/11/2023, 09:39 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah foto yang menunjukkan MH (14), seorang siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan menjadi korban perundungan, viral di meda sosial.

"Para pembully memaksa adik saya untuk makan lumpur, mengisap sandal, makan daun, dan ranting. Serta meminum ludah dari para pembully. Miris, tidak sampai di situ adik saya juga disiksa, ditendang, dipukul, dibakar tangannya pakai kunci yang sudah dipanasi api. Total pembuli ada 20 orang," tulis narasi foto.

Disebutkan juga korban sempat diculik oleh sekelompok pelaku dari pukul 10.00 dan dibebaskan pada pukul 17.00.

Pelaku tak hanya kakak kelas korban, namun juga alumni sekolah yang berstatus mahasiswa.

Baca juga: Kakak Kelas Penganiaya Siswa MAN 1 Medan Bakal Dikeluarkan dari Sekolah

Dipaksa makan lumpur hingga ditempel kunci panas

Ayah korban, RD mengatakan perundungan yang dialami anaknya terjadi pada Kamis (23/11/2023).

Hari itu, MH pamit ke gurunya hendak mengambil jurnal ke Gedung MAN 1 Medan di Jalan Willem Iskandar.

Saat tiba di gedung MAN 1 Medan, ia dicegat dengan A yang berboncengan motor dengan dua teman lainnya. A mencekik leher MH dan mengajaknya ke sebuah warung di Jalan Pahlawan, Kota Medan.

"Si A ini turun (dari motornya), lalu temannya A juga turun dari sepeda motor lainnya. (mereka lalu) menaiki sepeda motor MH (korban), kemudian mengepit MH di tengah-tengah, jadi sudah enggak bisa lari lagi anak saya," ujar RD, saat diwawancarai wartawan di rumahnya di Kecamatan Medan Amplas, Minggu (26/11/2023).

Baca juga: Ogah Masuk Geng Jadi Alasan Siswa MAN 1 Medan Dianiaya Teman dan Alumni

RD mengatakan, setelah sampai di sebuah warung, MH melihat ada sekitar 20 orang yang terdiri dari teman, kakak kelas, hingga mantan siswa MAN 1 di lokasi tersebut.

Para pelaku kemudian menganiaya MH dengan berbagai tindakan, salah satunya memaksa korban memakan lumpur. Pelaku juga menempelkan besi kunci sepeda motor yang dibakar ke tangan korban.

"Pertama di telapak tangan, kedua dipunggung tangan diolesi minyak Karo setelah itu dibakar kunci sepeda motor menggunakan mancis dan dicap kan ke tangan Habib berbentuk P dan A," kata RD.

Saat korban menghindar, para pelaku langsung memukul wajah korban.

"Sehingga pecahlah bibir atas, bibir bawah hal ini sudah kami periksakan ke RSUD Pirngadi. Tak hanya itu, ada satu teman anak saya yang merasa kasihan menyatakan ke pelaku bahwasannya 'bang sudahlah, dia (MH) sudah capek dipukuli, malah anak itu (teman MH) tersebut kena pukul juga," ujar dia.

Baca juga: Orangtua Siswa MAN 1 Medan Ungkap Kronologi Anaknya Dianiaya Kakak Kelas, sampai Cape Dipukuli

Lalu para pelaku membiarkan korban meninggalkan lokasi. Tak terima dengan kondisi anaknya, RD pun membuat laporan ke Polrestabes Medan.

Sementara itu Kasatreskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir mengatakan pihaknya telah menangkap seorang pelaku A (14) yang tak lain teman korban.

"Iya, sudah ditangkap berinisialnya A (14), keterangannya pelaku (menjalankan aksinya) bersama 3 teman lainnya," ujar Fathir, saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu (26/11/2023) malam.

Terduga pelaku lainya berstatus mahasiswa

RD, ayah korban mengatakan berdasarkan pengakuan anaknya dan beberapa saksi lain, salah satu pelaku adalah F yang berstatus sebagai mahasiswa di Sumatera Utara.

F disebut-sebut sebagai orang yang menyuruh korban memakan sandal berlumpur, makan daun mangga dan menyundut tangan korban menggunakan besi panas yang terlebih dahulu dibakar dengan korek api.

Diduga FA adalah ketua geng motor bernama Parman Abadi yang beranggotakan alumni dan pelajar MAN 1 Medan.

"Yang saya tahu itu namanya F, alumni MAN 1 Medan dan saat ini berkuliah semester 5, jurusan Hukum Syariah,"kata RD, Sabtu (25/11/2023).

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku yang Diduga Paksa Siswa MAN 1 Medan Makan Lumpur dan Isap Sandal

Dari informasi yang didapat keluarga korban, para pelaku tak senang jika korban berteman dengan siswa dari sekolah lainnya.

Korban pun disebut-sebut diminta masuk ke dalam geng tersebut, tapi menolak.

Karena penolakan dan tetap berteman dengan siswa dari sekolah lain inilah diduga sebagai pemicu perundungan.

Namun demikian, RD memastikan anaknya tak terlibat dengan geng motor tersebut.

"Harapan saya lagi supaya menjadi efek terjerat bagi alumni-alumni yang membuka geng geng kejahatan. Pelakunya F dan kawan-kawannya," kata dia.

Pelaku akan dikeluarkan dari sekolah

Sementara itu Kepala Sekolah MAN 1 Medan Reza Faisal sudah memanggil siswanya yang diduga terlibat dalam penganiayaan MH (14).

"Sudah diproses dengan pemanggilan siswa dan melibatkan orangtua siswa," ujar Reza saat dihubungi Kompas.com, melalui telepon seluler, Senin (27/11/2023).

Namun, Reza masih belum membeberkan jumlah siswa yang terlibat langsung dalam insiden tersebut.

"Hari ini masih ditelusuri siapa saja yang terlibat, dengan meminta informasi dari siswa korban dan dari beberapa siswa yang sudah diketahui (ikut terlibat)," ujarnya.

Baca juga: Siswa MAN 1 Medan Di-bully Kakak Kelas, Disuruh Makan Lumpur dan Isap Sandal

Disinggung soal, adanya seorang siswa yang telah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus ini, Reza mengaku belum mendapat laporan resmi dari polisi.

Dia memastikan akan memberhentikan siswa yang terbukti menganiaya korban.

"Bagi siswa yang terbukti bersalah di hadapan hukum tentunya sanksinya adalah siswa yang bersangkutan dikembalikan ke orangtua," tandasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Utomo | Editor: Reni Susanti, Teuku Muhammad Valdy Arief, Robertus Belarminus), Tribun Medan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com