Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Siswa SMK di Nias Meninggal Diduga Usai Dianiaya Kepala Sekolah

Kompas.com - 17/04/2024, 13:49 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Siswa SMK Negeri di Nias Selatan berinisial YN (17) tewas diduga menjadi korban penganiayaan kepala sekolah.

YN, warga Desa Hiligetelio Sifitubanua, Kecamatan Somambawa, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, ini sempat mengalami koma sebelum meninggal.

Terduga pelaku kepala sekolah SMK berinisial SZ (37) diduga menganiaya korban pada 23 Maret 2024 di lingkungan sekolah pada pukul 09.00 WIB.

Orangtua korban, Ama Hasrat Ndruru, mengatakan, anaknya meninggal pada Senin (15/4/2024) petang.

Kronologi

Menurut Ama, saat kejadian, anaknya bersama 6 siswa lain dibariskan oleh kepala sekolah, kemudian dipukul di bagian kening korban sebanyak 5 kali.

Saat sore hari, korban mengeluh kepada ibunya karena mengalami pening.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Siswa SMK di Nias Disebut Dibariskan dan Dipukul Kepala Sekolah

"Pukul 18.00 WIB pada saat Ibunya pulang dari ladang, anakku mengeluh kepala korban sakit, kemudian ibunya memberikan obat sakit kepala kepada korban,"ujarnya.

Pada 27 Maret 2024, korban mengalami sakit kepala dan mengaku tidak sanggup pergi sekolah.

Bahkan, pada Jumat 29 Maret 2024 penyakit korban semakin parah dan saat itu korban demam tinggi sampai mengigau.

Korban mengaku dipukul saat berbaris

Saat itulah, almarhum mengatakan kepala sekolahnya SZ memukul bagian kepalanya sewaktu berbaris.

"Saat itulah mamaknya mulai curiga dan mencari tahu apa penyebab dari penyakitnya yang dialami anak kami. Kami pun menanyakan kepada teman sekolahnya IJN dan FL,"sebutnya.

Kedua teman korban pun menjelaskan, Kepala Sekolah benar memukul korban pada bagian keningnya.

Karena kian parah, pada Selasa 09 April 2024 korban dibawa oleh keluarganya ke RSUD dr Thomsen Gunung Sitoli untuk melakukan rontgen dan dirawat inap selama satu hari.

Sehari kemudian, orangtua korban menerima hasil pemeriksaan, dan berdasarkan keterangan dokter, ada bekas dari pukulan di bagian kening dan salah satu saraf tidak berfungsi di bagian kening korban sehingga korban sakit parah.

Kasi Humas Polres Nias Selatan Bripka Dian Okto Lumban Tobing membenarkan bahwa pada Kamis 11 April 2024 pelapor, termasuk korban dan para saksi, membuat laporan ke Polres Nias Selatan.

Baca juga: Cerita Dua Siswa di Lembata NTT, Olah Biji Asam Jadi Kue Kering

Korban sempat mengalami kritis hingga pada Senin 15 April 2024 pukul 19.30 WIB dan dinyatakan meninggal dunia di RSUD dr Thomsen.

Polisi masih melakukan pembuktian lebih mendalam terhadap kejadian ini karena dilakukan tiga minggu setelah kejadian.

"Sampai saat ini, Sat Reskrim Polres Nias Selatan masih melaksanakan penangan dugaan tindak pidana kekerasan terhadap anak berdasarkan laporan tersebut," ujar Okto.

SZ tidak berkomentar banyak saat dimintai keterangan.

Safrin hanya mengatakan, "biarlah berjalan sesuai proses hukum".

"Sebentar ya, Pak, kalau memang itu benar biarlah proses hukum yang berjalan," ujar Safrin saat dikonfirmasi.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Pelajar di Nias Selatan Tewas Diduga Usai Dianiaya Kepala Sekolah, Sempat Kritis

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi Daftar ke 8 Partai, Terakhir Hanura

Maju Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi Daftar ke 8 Partai, Terakhir Hanura

Medan
Petugas Dishub Medan Polisikan Pedagang Martabak, Bobby Minta Laporan Dicabut

Petugas Dishub Medan Polisikan Pedagang Martabak, Bobby Minta Laporan Dicabut

Medan
Paman Bobby Nasution Ingin Jadi Bacalon Wali Kota Medan lewat PDI-P

Paman Bobby Nasution Ingin Jadi Bacalon Wali Kota Medan lewat PDI-P

Medan
Edy Rahmayadi Daftar Bacalon Gubernur Sumut ke PAN, meski Zulhas Dukung Bobby

Edy Rahmayadi Daftar Bacalon Gubernur Sumut ke PAN, meski Zulhas Dukung Bobby

Medan
Kronologi Tabung Elpiji Meledak di Medan, Terdengar Suara seperti Bom

Kronologi Tabung Elpiji Meledak di Medan, Terdengar Suara seperti Bom

Medan
Bayar Listrik Tiap Bulan, KWh Meter Pedagang Martabak di Medan Dicabut PLN Usai Video Pemalakan Viral

Bayar Listrik Tiap Bulan, KWh Meter Pedagang Martabak di Medan Dicabut PLN Usai Video Pemalakan Viral

Medan
Dipolisikan Usai Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan, Pedagang Martabak Pasrah

Dipolisikan Usai Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan, Pedagang Martabak Pasrah

Medan
PLN Cabut Aliran Listrik Pedagang Martabak yang Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan

PLN Cabut Aliran Listrik Pedagang Martabak yang Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan

Medan
Curhat Pedagang Martabak di Medan yang Diduga Dipalak Petugas Dishub

Curhat Pedagang Martabak di Medan yang Diduga Dipalak Petugas Dishub

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Anggota Dishub Medan Diduga Palak Pedagang Martabak lewat Jukir

Anggota Dishub Medan Diduga Palak Pedagang Martabak lewat Jukir

Medan
Ledakan Tabung Gas di Kota Medan, 2 Luka-luka dan Dinding Rumah Rusak

Ledakan Tabung Gas di Kota Medan, 2 Luka-luka dan Dinding Rumah Rusak

Medan
Heboh Ledakan Tabung Gas Elpiji di Medan, Ibu dan Anak Terluka

Heboh Ledakan Tabung Gas Elpiji di Medan, Ibu dan Anak Terluka

Medan
Pegawai Dishub Medan Bantah Palak Pedagang, Laporkan Perekam Video ke Polisi

Pegawai Dishub Medan Bantah Palak Pedagang, Laporkan Perekam Video ke Polisi

Medan
Kadishub Medan Bantah 5 Anak Buahnya Palak Penjual Martabak

Kadishub Medan Bantah 5 Anak Buahnya Palak Penjual Martabak

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com