Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Siswa SMK di Nias Tewas Diduga Dianiaya Kepsek, Kening Dipukuli Saat Berbaris

Kompas.com - 17/04/2024, 13:50 WIB
Hendrik Yanto Halawa,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

NIAS SELATAN, KOMPAS.com – YN (17), pelajar SMK Negeri 1 Siduaori, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, tewas diduga dianiaya kepala sekolahnya, SZ (37).

Siswa asal Desa Hiligitelio Sifitubanua, Kecamatan Somambawa, Nias Selatan, ini sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Dr M Thomsen Nias. Namun, YN dinyatakan meninggal pada Senin (15/4/2023) pukul 17.30 WIB.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Siswa SMK di Nias Disebut Dibariskan dan Dipukul Kepala Sekolah

Ayah korban, Sekhezatulo Ndruru, mengatakan, awalnya, anaknya dan enam siswa lainnya dibariskan dan dihukum oleh SZ pada 23 Maret 2024 pukul 09.00 WIB.

Baca juga: Kronologi Eks Casis Bintara Asal Nias Dibunuh Oknum TNI AL, Jasad Dibuang ke Jurang 1,5 Tahun Lalu

Kemudian, korban diduga dipukul di bagian kening sebanyak lima kali oleh SZ. Usai dipukul, korban mengalami pusing di hari yang sama.

"Pukul 18.00 WIB pada saat ibunya pulang dari ladang, anakku mengeluh kepala sakit. Kemudian ibunya memberikan obat sakit kepala," ujar Sekhezatulo, dikutip dari Tribunnews, Rabu (17/4/2024).

Ternyata, sakit kepala yang dirasakan YN tidak kunjung hilang hingga membuatnya tak sanggup untuk bersekolah.

Pada 29 Maret 2024, YN mengalami demam tinggi dan mengigau.

YN baru mengakui dipukuli oleh SZ saat dihukum bersama siswa lainnya di sekolah.

Sekhezatulo dan istrinya kemudian menanyakan hal tersebut kepada rekan korban, IJN dan FL. Keduanya membenarkan.

Pada 9 April 2024, YN dirawat di RSUD dr Thomsen Gunungsitoli untuk dirontgen.

Berdasarkan keterangan dokter, korban mengalami luka bekas pukulan di bagian kening sehingga membuat salah satu saraf tidak berfungsi. Keadaan ini membuat kondisi korban semakin parah.

Sempat pulang, YN kembali dirawat di rumah sakit yang sama untuk menjalani perawatan lebih intensif pada Sabtu (13/4/2024).

Namun, baru dua hari dirawat di RSUD dr Thomsen, korban mengembuskan napas terakhir pada Senin (15/4/2024) pukul 19.30 WIB.

Padahal di hari yang sama, pihak kepolisian sempat ingin memintai keterangan YN, tetapi tidak bisa lantaran korban masih kritis.

Sekhezatulo meminta agar pihak kepolisian segera mengusut kejadian itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com