MEDAN, KOMPAS.com - Video yang menunjukkan penampakan seekor buaya di Sungai Paluh Putri, di seputaran Lingkungan 1 Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, menyebar di media sosial.
Dilihat dari akun Instagram @tkpmedan, buaya berukuran besar tersebut tampak berenang menuju ke arah pepohonan.
"Ada buaya, besar kali itu, masyaallah, gemeteran guys," terdengar suara perekam di video itu.
View this post on Instagram
Kepala Lingkungan 1, Sahid saat dikonfirmasi mengatakan telah menerima laporan terkait beredarnya video tersebut.
Menurut keterangan warga, buaya itu memang sering terlihat di lokasi tersebut.
"Warga setempat, memang sering menjumpai buaya tersebut cuma lokasinya jauh dari permukiman warga, tapi di sana banyak nelayan-nelayan, mereka lah yang sering menjumpai buaya tersebut."
Demikian ujar Sahid saat diwawancarai wartawan di Lingkungan 1 Kelurahan Sei Mati, Kamis (18/4/2024).
Baca juga: Kronologi Ayah Berduel dengan Buaya demi Selamatkan Anaknya yang Diterkam
Kata Sahid, warga sempat melihat ada empat ekor buaya di sekitar lokasi kejadian, yang besarnya pun bervariasi.
"Ada yang sekitar tiga meter ada yang empat meter ada yang kecil sekitar satu meter," ujar dia.
Akibat keberadaan buaya itu masyarakat resah, meskipun begitu sejauh ini buaya tersebut tidak pernah mengganggu warga.
"Meresahkan (warga) juga, karena (sungai) tempat mereka (nelayan) mencari makan, cuma nggak mengapa, ada sebagian (warga) mengatakan tidak mengganggu," ujar Sahid lagi.
Sahid mengatakan, pihaknya kini telah melaporkan peristiwa ini kepada kelurahan setempat agar ditindaklanjuti ke pihak yang berwenang mengatasinya..
Terkait beredarnya video tersebut Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara kini tengah melakukan pengecekan di Sungai Paluh Putri.
"Temen-temen lagi mengecek tadi pagi," ujar Humas BBKSDA Sumut, Nofriyeni saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat.
Baca juga: Hendak Wudu di Sungai, Pria di Kubu Raya Diserang Buaya
Namun dia mengaku belum bisa memastikan kebenaran video tersebut, lantaran masih menunggu laporan dari tim di lapangan.
"Nanti setelah ada hasil, teman-teman di lapangan akan dikabarkan ke Kabidtek (Kepala Bidang Teknis), baru setelah itu ada hasil yang bisa dilaporkan," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.