Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Niat Ambil Sabu ke Medan, Pria Asal Balikpapan Diperas dan Jadi Saksi Pengeroyokan Polisi

Kompas.com, 11 Juni 2024, 20:38 WIB
Goklas Wisely ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Muhammad Reza (20) tertunduk lemas saat ditanyai personel kepolisian terkait adanya seorang polisi, inisial Bripda C, yang dikeroyok warga di Jalan H Misbah, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Selasa (11/6/2024). 

Reza menjadi salah satu saksi peristiwa yang dialami Bripda C. Pria yang mengenakan kaus berkerah dan tas ransel ini mengaku warga Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Ia baru tiba di Kota Medan pada Senin (10/6/2024) sore.

Alasannya ke Kota Medan pun mengejutkan. Dia disuruh seseorang bernama Kasman mengambil narkotika jenis sabu. Tiket pesawat serta uang kantong senilai Rp 500 ribu pun diberikan kepadanya.

Baca juga: Polisi Periksa Sekda Taput soal Video Mesum Mirip Dirinya

“Di bandara, saya dijemput menggunakan mobil terus dibawa ke pos AMPI di sekitar sini. Rencananya mau ambil sabu, ternyata saya diperas. Padahal ceritanya ini mau pulang hari. Saya disuruh bayar (melalui keluarga di Balikpapan) Rp 100 juta,” tutur Reza saat diwawancarai Kompas.com di Jalan H Misbah.

“Ya saya engga mau. Nego, jadi Rp 50 juta, sampai akhirnya kata mereka cancel aja tapi bayar uang gudang (narkoba), Rp 25 juta. Setelah itu, uang Rp 100 ribu, HP, power bank, dan sendalku diambil. Itu ada enam orang,” tambahnya.

Pada Selasa (11/6) pagi, Reza berusaha melarikan diri dengan pergi ke pinggir sungai hingga akhirnya bertemu dengan Bripda C yang sedang berada di Jalan H Misbah. Di situ, Reza memberitahu apa yang dialaminya ke Bripda C.

Baca juga: Dikeroyok 2 Staf Puskesmas, Dokter di NTT Lapor Polisi

“Terus, aku dibawa Pak C ke Warung Iwan. Di situ, ada tiga polisi lainnya. Tiba-tiba, ada dua orang laki-laki yang mencari aku, melintas dari Warung Iwan. Nah, Pak C ini melihat mereka, karena curiga ya dikejar,” ungkap Reza.

Bripda C pun mengamankan seorang pria berinisial B yang diduga turut memeras Reza sewaktu di pos AMPI. B dibawa ke warung Iwan untuk membicarakan apa yang dialami Reza. Sayangnya, B langsung emosi dan menghantam meja.

“Karena pemilik warung keberatan, jadi keluar lah kami dari warung. Ternyata, ada ibu-ibu bersama warga lain mencari B dan langsung entah bagaimana warga menyerang Pak C. Saya pun dipukuli. Jadi, itu saja yang saya tahu,” sebutnya.

Saat ini polisi masih menyelidiki dugaan pengeroyokan terhadap Bripda C. Kanit Reskrim Polsek Medan Kota, Iptu Eko Sanjaya mengatakan, proses penyelidikan sedang berlangsung. Sejumlah saksi sedang dimintai keterangan.

“Terkait dugaan penganiayaan itu masih kami selidiki kenapa hal itu terjadi. Beberapa saksi lagi diperiksa. Untuk korban (Bripda C) masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara,” tutup Eko.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau