MEDAN, KOMPAS.com-Otopsi jenazah mendiang Letnan Satu (Lettu) Laut Eko Damara yang diajukan keluargnya akhirnya berlangsung pada Senin (24/6/2024).
Sebelum otopsi berlangsung, makam Eko di Tempat Pemakaman Umum (PTU) Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Langkat, Sumatera Utara, dibongkar.
Lettu Laut Eko Damara (30) merupakan personel kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir.
Dia ditemukan tewas dalam Pos Taktis Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Sabtu (27/4/2024).
Baca juga: Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi
Paman Eko, Abdul Satar Siahaan mengatakan, otopsi diajukan keluarga untuk mendapatkan penyebab pasti kematian.
Selama ini, keluarga Eko belum pernah mendapat keterangan soal penyebab kematian prajurit TNI tersebut.
"Otopsi ini ini adalah awal dari penyelidikan, penyidikan. Otopsi hari ini masih harus dilengkapi dengan uji balistik untuk mengetahui jenis senjata, jarak tembak dan senjata milik siapa ini. Kan harus dilengkapi dan termasuk untuk olah TKP," kata Abdul Satar di TPU Desa Karang Rejo, Senin.
Dia berharap dokter forensik bisa bekerja sebaik mungkin, objektif dan profesional sehingga kasus yang semula penuh asumsi-asumsi dan dugaan macam-macam bisa menjadi terang benderang.
Abdul Satar Siahaan mengaku dari awal banyak mendapatkan atau menemukan kejanggalan dari kematian Eko.
Dia sudah menyimpan video dan sebagian dicetak untuk diberikan kepada penyidik sebagai bukti petunjuk.
Dikatakannya, pada awalnya dia mendapatkan informasi Eko ditemukan di ruang Kesehatan dengan luka tembak.
Menurutnya, jika tembakan dari jarak dekat pasti di ruangan tersebut banyak darah. Hanya saja, berdasarkan foto yang dilihatnya, ruangan yang dimaksud bersih.
Dinding di ruangan tersebut juga harus diperiksa apakah ada lubang bekas peluru.
Dikatakannya, jika itu nanti tidak ditemukan, dia menduga ada yang menghilangkan barang bukti dan alat bukti.
Pemeriksaan diharapnya harus dilakukan mendalam termasuk kepada saksi berada di sekitar lokasi kejadian saat almarhum ditemukan.
"Saya sampai sekarang masih menduga-duga bahwa ruang kesehatan itu adalah TKP kedua karena yang pertama kami terima laporan bahwa TKP pertama adalah di kamar mandi. Maka harus dibuktikan benar atau tidak dugaan saya," katanya.
Dikatakannya, bagian belakang tubuh almarhum terdapat lebam yang tidak merata. Menurutnya, jika dikatakan akibat formalin, seharusnya lebam itu merata.
"Kemudian cara menembak laras panjang ini. Tidak logika sama saya karena saya bukan militer sehabis menembak dikatakan senjata itu sudah berpindah ke sini (dada). Apa bisa kepala kalau sudah ditembus peluru otak masih bisa memerintahkan untuk memindahkan senjata ini kan sama cerita film," katanya.
Kejanggalan lainnya, lanjut Abdul Satar, bagaimana almarhum dikatakan bunuh diri sementara otopsi tidak pernah dilakukan.
Selain itu, tidak ada rekaman CCTV yang merekam detik-detik almarhum sebelum ditemukan tewas.
Baca juga: Mayat Perempuan Ditemukan di Pesawahan Nagreg Bandung, Keluarga Tolak Otopsi
Sementara itu, Kepala Satuan Penyilidikan Kriminal Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI Kolonel Jeffri B Purba mengatakan, eksumasi jenazah almarhum Lettu Laut dr Eko Damara ini dilaksanakan bersama tim dari Divisi Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Sumatera Utara.
Dia akan menunggu seperti hasilnya nanti yang akan disampaikan oleh tim forensik kepada penyidik.
"Pengaduan keluarga sudah disampaikan dan sudah kita tindak lanjuti dengan terbitnya surat perintah Panglima TNI membentuk tim investigasi gabungan yang terdiri dari Puspom TNI, Puspomal dan AU. Kemudian ada dibantu oleh teman-teman dari Marinir. Kita sudah melaksanakan salah satu dari fungsi penyelidikan untuk membuat terang perkara ini," katanya.
Mengenai pelaksanaan ekshumasi yang baru bisa dilaksanakan hari ini, Jeffri mengatakan hal tersebut secara teknis adalah yang punya kewenangan melakukan otopsi adalah Polda Sumatera Utara.
"Kita berkoordinasi dengan Polda Sumut dan sudah didukung pada hari ini dapat terlaksana," katanya.
Baca juga: Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga
Pantauan di lapangan, ekshumasi itu dihadiri pihak keluarga, Polri dan TNI dari tiga matra.
Banyaknya personel TNI di lokasi menyita perhatian masyarakat sekitar ang melihat dari kejauhan.
Lokasi TPU berada di pinggir Jalan Binjai - Stabat, tak jauh dari jalan tol. Jenazah almarhum dikebumikan tengah TPU.
Ekshumasi dilakukan di atasnya dengan ditutupi tenda terpal. Terlihat tim forensik itu dipimpin oleh dr Surjit Singh yang mengenakan kaos kuning bertuliskan Polda Sumut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.