Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawab Tudingan Malpraktik, RSU Mitra Sejati Medan: Sesuai SOP

Kompas.com - 30/06/2024, 22:06 WIB
Goklas Wisely ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Mitra Sejati angkat bicara terkait bocah bernama Atarrazka Kenzi Hamizan (2) meninggal diduga karena menjadi korban malpraktrik.

Erwinsyah Dimyati Lubis selaku Humas dan Legal RSU Mitra Sejati mengatakan, dalam persoalan tersebut sebetulnya tim medis telah menangani korban susai Standart Operasional Prosedural (SOP).

Baca juga: Balita Meninggal Diduga karena Malpraktik di Medan, Keluarga Bingung, RS Bungkam

Ia menjelaskan, memang korban kala itu menjalankan operasi bibir sumbing lanjutan. Operasi sebelumnya sudah berhasil dengan baik. Lalu, pada Kamis (27/6/2024) dilakukan operasi tahap kedua.

"Operasi pertama kan sudah berhasil, ini ada sedikit lagi untuk operasi kedua. Jadi pada saat mau disuntik obat bius, dokter itu telah mengedukasi pihak keluarga," kata Erwin kepada Kompas.com melalui saluran telepon, Minggu (30/6/2024).

"Ditanya dokter, pasien ini ada nggak riwayat penyakit jantung atau paru-paru. Terus ibu itu (keluarga korban) ujungnya bilang tidak tahu," sambung Erwin.

Erwin turut mengklaim dokter telah memberikan edukasi pula terkait dampak dari suntikan obat bius bisa berujung pada kematian. Sebab, korban dalam usia yang rentan.

"Jadi itu sudah ditanyakan dan orang tuanya setuju untuk operasi. Artinya, saat itu anak tidak ada gejala dan sudah sesuai SOP," ucap Erwin.

Dia pun membenarkan korban akhirnya meninggal karena alergi obat bius.

"Iya artinya seperti itu (meninggal karena alergi obat bius)," ungkapnya.

Di samping itu, dia menyarankan agar orangtua korban melayangkan gugatan atau membuat laporan ke pihak berwajib jika memang ada dugaan malpraktik. Pasalnya, pihaknya bersihkukuh bahwa hal itu telah dilakukan sesuai SOP.

Baca juga: Lansia Alami Kebutaan Usai Operasi Mata di Yogyakarta, Diduga Korban Malapraktik

Sebelumnya, Rika Lidiyawati selaku orang tua korban menceritakan kronologi yang menimpa anaknya. Mulanya, anaknya dibawa ke rumah sakit pada Kamis (27/6/2024) pagi.

Tujuannya, agar anaknya menjalani operasi bibir sumbing di bagian langit-langit mulut. Anaknya dibawa ke ruang operasi untuk dibius. Rencananya, korban akan dioperasi pada Jumat (28/6/2024) siang.

Akan tetapi, setelah 1,5 jam dibius, anaknya justru dibawa ke ruangan ICU karena tangannya membiru. Setelah beberapa menit di ruang ICU, anaknya justru meninggal dunia.

Istri dari kuli bangunan ini menyebutkan, pihak medis menyebut, anak tangannya membiru karena ada gejala jantung dan paru-paru. Kemudian anaknya disebut meninggal karena alergi pembiusan.

"Kata mereka anak saya alergi pembiusan," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com