KOMPAS.com - Nikson Nababan, Bupati Tapanuli Utara dua periode (2014-2019 dan 2019-2024), mengaku pernah mengamen di Malioboro, Kota Yogyakarta.
Kisah tersebut Nikson tuturkan di program Gaspol yang tayang di YouTube Kompas.com.
Pria kelahiran Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, ini mengatakan, ia mengamen bersama teman-temannya di Malioboro sewaktu kuliah di Yogyakarta.
Bermodal gitar, ia mengamen untuk mencukupi kebutuhan hidup selama di perantauan.
Pernah suatu kali, Nikson mengamen lagu-lagu Batak kepada rombongan warga Batak.
"Kita nyanyikan lagu (diberi) Rp 20.000. (Nominal itu) tahun '90-an di Jogja itu bisa buat tiga hari makan," ujarnya.
Setelah rampung kuliah, Nikson melangkahkan kakinya ke Jakarta. Namun, Nikson menemui jalan terjal di Ibu Kota.
"Di Jakarta luntang-lantung, jadi sopir tembak, kuli bangunan, sales," ucapnya.
Sewaktu jadi sales, Nikson mendatangi satu rumah ke rumah lain. Tak jarang ia mendapat penolakan.
"Sedihnya minta ampun," ungkapnya.
Baca juga: Nikson Nababan Maju Pilkada Sumut, Siap Melawan Bobby dan Edy Rahmayadi
Di Jakarta, Nikson juga sering tampil bermusik di kafe. Akan tetapi, kadang kala dia tak mendapat perhatian dari pengunjung dan justru memperoleh hinaan.
Nikson juga sempat menjajal melamar pekerjaan, tetapi selalu kandas, terutama di kemampuan mengoperasikan komputer dan berbahasa Inggris.
Ia mencurahkan kegagalannya melamar kerja ke kakaknya yang bekerja di sebuah BUMN. Nikson akhirnya minta tolong kakaknya agar dibantu membiayai kursus.
Setamat kursus, Nikson melamar ke perusahaan media, hingga akhirnya dia diterima menjadi wartawan sebuah surat kabar.
Ketika menjadi jurnalis, Nikson kerap bertemu orang-orang terpandang. Dari pertemuan-pertemuan itu, Nikson menyerap suatu pelajaran hidup.
"Poin penting kalau mau jadi orang hebat, orang sukses, (harus) ada proses, ada air mata, ada keringat," tuturnya.
Baca juga: Nikson Nababan dan Strategi Membangun Sumut dari Desa