MEDAN, KOMPAS.com- Polisi memeriksa belasan saksi untuk mengusut penyebab kematian dua pekerja berinisial FI dan RW, yang diduga tewas usai masuk ke dalam tong berisi cairan kimia di PT Central Protein Prima, Kota Medan, Sumatera Utara.
"Ada 15 saksi sudah diperiksa, termasuk dari pihak perusahaan, mulai karyawannya, sekuriti serta lainnya," kata Kepala Kepolisian Sektor Patumbak Kompol Faidir kepada Kompas.com melalui saluran telepon, Rabu (26/6/2024).
Baca juga: Mobil Patwal Polisi di Medan Rusak Parah Ditabrak Terios, Ban sampai Lepas
Faidir menyampaikan, berdasarkan keterangan sementara, bahwa kedua korban telah bekerja di perusahaan tersebut selama puluhan tahun.
"Mereka ini (dua korban) bekerja di bagian mekanik. Jadi seandainya ada yang rusak atau bocor mereka perbaiki," ucap Faidir.
"Di sana (tong) itu kan ada berupa (bahan) kimia, ya namanya pembuatan pakan udang," sambungnya.
Ia pun menyampaikan, tim Inafis telah memeriksa urine kedua tersebut dan diserahkan ke Laboratorium Forensik Polda Sumut untuk memastikan penyebab kematian.
"Keluarga tidak mau korban diotopsi tapi urinenya sudah dicek tim Inafis. Kita masih menunggu hasilnya," ucap Faidir.
Baca juga: Cerita Warga Kepung Pengemudi Mobil Berpistol di Medan yang Sempat Todong Ojol
Sebelumnya diberitakan, Wito selaku abang FI, mengatakan mendapat kabar adiknya meninggal dari pihak perusahaan pada Senin (10/6/2024) sekitar pukul 11.00 WIB.
"Jadi istrinya disuruh ke rumah sakit dan mendapati adik saya sudah meninggal. Katanya, adik saya masuk tong formula lalu gak sadarkan diri," kata Wito saat diwawancarai di Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang.
"Terus mau ditolong kawannya ini (RW), tapi terakhirnya meninggal juga," tambahnya.
Setelah dari rumah sakit, jenazah dibawa ke kediamannya sekitar pukul 01.30 WIB. Pihak perusahaan pun sempat berbincang dengan keluarga FI.
"Jadi orang perusahaan datang mengantarkan jenazah dan mengantarkan uang duka. Ya harapan kami perkara ini dituntaskan. Karena dia (FI) kan punya 3 anak yang harus ditanggungjawabi," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang