MEDAN, KOMPAS.com - Kapal yang membawa lima orang nelayan asal Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, tenggelam diterjang ombak saat berada di perairan Selat Malaka.
"Awalnya para nelayan ini berangkat, pada Minggu (7/7/2024) dari Pangkalan Brandan menuju Tuasan atau Rumpon, lokasi nelayan mencari ikan," kata Kepala Kantor Basarnas Medan Mustari dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/7/2024).
"Tiba di lokasi sekitar pukul 18.00 WIB, selanjutnya para nelayan menambatkan kapal di atas tuasan tersebut," sambung Mustari.
Namun, lanjut Mustari, sekitar pukul 19.00 WIB, badai dan ombak yang tinggi menerjang daerah tersebut yang menyebabkan air masuk ke kapal.
Baca juga: Kapal Tenggelam di Tapteng Diduga Kelebihan Muatan, Nakhoda dan ABK Ditahan
"Para nelayan pun tak sempat menguras air yang masuk, sehingga kapal tenggelam."
"Lalu mereka menyelamatkan diri dengan cara mengapung di atas tutup kotak penyimpanan ikan yang terbuat dari fiber," ungkap Mustari.
Keesokan harinya, sekitar pukul 16.00 WIB, ada kapal MV Mersk Qinzhou berbendera Singapura yang melintasi kawasan tersebut.
Selanjutnya, pihak kapal melaporkan kejadian tersebut kepada agen kapal yang berada di Indonesia dan meneruskan ke Basarnas Medan.
"Dari situ lah, kami berkoordinasi dengan agen kapal dan Nahkoda MV Mersk Qinzhou, dan kami menyepakati akan melakukan intercept pada titik koordinat yang sudah kami tentukan," sebut Mustari.
Baca juga: Operasi Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selayar Ditutup, 18 Orang Hilang
Sekitar pukul 23.50 WIB, Nahkoda Kapal SAR RB 203 Belawan bersama dua orang ABK bergerak menuju lokasi intercept yang berjarak sekitar 90 NM (nautical mile) menuju perairan Selat Malaka dari Pelabuhan Belawan.
"Seanjutnya kami langsung mengevakuasi kelima nelayan dan tiba di Pelabuhan Belawan sekitar pukul 04.05 WIB dalam keadaan selamat, baik ABK dan kelima nelayan," sebut dia.
Setibanya di Pelabuhan Belawan, kelima nelayan tersebut sementara beristirahat di Kapal SAR RB 203 Belawan, guna mendapatkan pertolongan medis.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang