Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Adegan Rekonstruksi Rekayasa Suami Bunuh Istri, Tersangka Bantah

Kompas.com, 16 Juli 2024, 14:09 WIB
Goklas Wisely ,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Polisi Sektor Sunggal menggelar rekonstruksi kasus Lie Pin Chien alias Johny (42) yang merekayasa pembunuhan istrinya, Rita Jelita Sinaga (25).

Rita dibuat seolah gantung diri di Jalan Diski Glugur Rimbun, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

Pantauan Kompas.com di lokasi, petugas kepolisian, pemerintah setempat, kejaksaan, serta kerabat Rita berkumpul untuk melihat proses rekonstruksi tersebut, Selasa (16/7/2024) siang.

Terlihat, Johny hadir di lokasi mengenakan pakaian jingga tahanan Polsek Sunggal. Dia mengenakan kaca mata, masker, dan dengan posisi tangan diborgol.

"Untuk rekonstruksi hari ini ada sekitar 14 adegan. Tidak ada fakta baru, hanya saja tadi ada perbedaan pendapat (dengan kuasa hukum tersangka)."

Demikian kata Kepala Unit Reskrim Polsek Sunggal AKP Suyanto Usman saat diwawancarai di lokasi.

Baca juga: Pria Paruh Baya di Bogor Ditemukan Tewas Gantung Diri

Di sisi lain, Nasib Butar-butar selaku kuasa hukum Johny mengaku tidak mengakui rekonstruksi tersebut. Sebab, sejauh ini pengakuan tersangka adalah tidak membunuh Rita.

"Sesuai dengan keterangan klien kami, bahwa dia tidak ada melakukan pembunuhan. Jadi untuk rekonstruksi tadi, kami tidak akui," sebut Nasib.

Nasib menjelaskan, pengajuan Johny, saat kejadian dia sedang tertidur dan Rita ingin berwisata ke Berastagi. Namun, Johny tidak ingin ikut dengan Rita. Tak lama, Rita didapati dalam posisi gantung diri di dapur rumah.

"Karena dia (Rita) tidak puas (Johny tak ikut ke Berastagi), makanya bunuh diri. Dan dia (Rita) sudah tiga kali melakukan percobaan bunuh diri."

"Makanya tadi klien kami sebetulnya menolak BAP. Tapi karena ada intervensi jadi begitu lah," ungkap Nasib.

Selain itu, Paul Tambunan selaku kuasa hukum keluarga Rita mengatakan, pihaknya telah mempercayakan sepenuhnya ke penyidik terkait proses rekonstruksi itu.

"Cuma kami lihat dari tersangka ini banyak membantah BAP, kami tidak tahu apa penyebabnya."

"Pastinya kami juga mendorong penyidik untuk ungkap apakah ada motif dan pelaku lain dalam perkara ini," ucap Paul.

Baca juga: Pria di Ciputat Diduga Gantung Diri Karena Terlilit Utang

Sebelumnya diberitakan, kejadian Johny membunuh Rita berlangsung pada Sabtu (1/6/2024) dini hari. Namun diduga, Johny sempat membuat pembunuhan itu seolah-olah bunuh diri.

Setelah proses penyelidikan berlangsung. Akhirnya polisi mengungkap, penyebab kematian Rita karena cekikan. Hal itu dilakukan saat Rita mengajak Johny ke Berastagi untuk berwisata.

"Pelaku mencekik korban (karena emosi) sekitar lima menit dengan posisi duduk berhadapan. Akhirnya korban lemas dan meninggal dunia."

Begitu Kepala Polsek Sunggal Kompol Bambang Gumanti Hutabarat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/6/2024).

"Setelah itu pelaku berfikir untuk merekayasa seolah-olah korban gantung diri. Pelaku menyeret jenazah korban ke ruang dapur lalu mengambil kain sarung," sambung dia. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau