SIMALUNGUN, KOMPAS.com - KS (40), seorang ayah di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, diserahkan oleh Pangulu (Kepala Desa) ke polisi karena diduga mencabuli dua putri kandungnya yang berusia 9 tahun dan 2 tahun.
Selain itu, KS juga kerap melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya.
Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP Ghulam Yanuar Luthfi, menyatakan istri KS sering mengalami KDRT dan diusir dari rumah, sehingga sering kembali ke rumah orang tuanya di Pematangsiantar.
"Istrinya sering mengalami KDRT yang dilakukan oleh tersangka KS dan sering diusir sehingga pulang ke rumah orang tuanya di Pematangsiantar," ujar Ghulam dalam keterangan tertulis kepada KOMPAS.com, Kamis (18/7/2024).
Ghulam menjelaskan KS melarang istrinya membawa anak-anak mereka, sehingga istrinya hanya sesekali mengunjungi rumah.
Ketika istrinya tidak di rumah, KS diduga berulang kali mencabuli putri-putrinya, dengan kejadian terakhir pada Desember 2023 di rumah mereka.
"Istrinya juga mengatakan bahwa tersangka sering menggunakan sabu-sabu. Namun, ini masih didalami," tambah Ghulam.
Aksi KS terungkap ketika salah satu korban menceritakan perbuatan ayahnya kepada neneknya, yang juga ibu dari KS.
Didampingi oleh Pangulu, nenek korban membawa tersangka ke Mako Polres Simalungun pada Sabtu, 13 Juli 2024, untuk melaporkan kejadian tersebut.
"Istrinya takut melaporkan perbuatan suaminya karena sering diancam akan dibunuh," kata Ghulam.
Baca juga: Diduga Alami KDRT, Seorang Wanita di Purworejo Meninggal Dunia
Istri KS bekerja di pasar tradisional menjaga toko, sementara KS bekerja sebagai penggarap, mengambil hasil kebun dan menjualnya ke pasar.
Saat ini, KS ditahan di Mako Polres Simalungun dan dijerat Pasal 81 ayat 3 dan/atau Pasal 82 ayat 2 Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun penjara.
"Kedua korban masih mengalami trauma karena tersangka KS sering mengancam akan memukul mereka jika bercerita kepada ibunya atau orang lain," ungkap Ghulam.
Selain melakukan visum, pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk pemulihan psikis kedua korban.
Diberitakan sebelumnya, Pangulu Nagori Pematang Simalungun, Kecamatan Siantar, Mangihut M. Manik, menyerahkan KS ke polisi setelah menerima laporan dari warga yang khawatir atas perbuatan KS.
Warga melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah desa karena banyak anak di bawah umur tinggal di kompleks tersebut.
Setelah menerima informasi tersebut, Pangulu menjemput KS dari salah satu warung dan membawanya ke Mako Polres Simalungun.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang