Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adiknya Meninggal Usai Operasi Sedot Lemak di Depok, Okta: Dia Berangkat Kondisi Sehat

Kompas.com, 28 Juli 2024, 21:46 WIB
Goklas Wisely ,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Warga Kota Medan, Sumatra Utara Okta Vivilia (35) menceritakan soal adiknya ENS (30), meninggal dunia diduga usai melakukan operasi sedot lemak di salah satu klinik di Kota Depok, Jawa Barat. Informasi mengenai peristiwa yang dialami oleh ENS itu juga viral di media sosial.

Okta bercerita mulanya sang adik berangkat melalui Bandara Kualanamu menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Senin (22/7/2024) pagi.

Setibanya di Tangerang, adiknya itu dijemput sopir langganannya ke klinik yang dituju.

Baca juga: Kasus Malapraktik Sedot Lemak: Klinik Kecantikan di Depok Pernah Dilaporkan pada 2023

“Sampai di sana dia dijemput sama sopir langganannya, terus dibawa ke klinik itu. Dia sampai di klinik sekitar pukul 12.00 WIB untuk operasi sedot lemak di bagian lengan kanan dan kirinya,” kata Okta saat diwawancarai di sebuah kafe di Jalan Sei Batang Serangan, Kota Medan.

Namun kemudian, Okta mendapatkan kabar duka soal adiknya.

“Terus beberapa jam kemudian, kami dapat kabar adik meninggal dari temannya (inisial F). Jadi si F ini berkomunikasi lah sama adik. Tiba-tiba yang angkat teleponnya si sopir dan dari situ diberitahu adik meninggal dunia,” sambung Okta.

Baca juga: Wanita Meninggal Usai Sedot Lemak di Depok, Polisi: Pembuluh Darah Pecah

Okta menyampaikan, adiknya sempat hendak dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Bunda Margonda.

Akan tetapi, sang adik telah mengembuskan napas terakhirnya di perjalanan menuju rumah sakit. Malamnya, Okta pun coba berkomunikasi dengan pihak klinik terkait apa yang sebetulnya terjadi kepada adiknya itu. Keluarga tak menyangka lantaran ENS berangkat dalam kondisi sehat.

“Sewaktu saya hubungi Pak R (kuasa hukum klinik tersebut), kata dia, ENS (adik) pingsan saat menjalani operasi dan meninggal di perjalanan menuju rumah sakit. Tapi kita kan enggak bisa percaya begitu saja. Karena dia berangkat dengan keadaan sehat,” ungkap Okta.

Pada Selasa (23/7/2024), pagi jenazah sang adik tiba di Bandara Kualanamu dan dimakamkan di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, kampung halaman ayahnya.

Setelah kejadian itu, Okta rencanaya hendak menempuh jalur hukum untuk memperoleh kebenaran atas apa yang menimpa adiknya.

“Adik ini suaminya sudah meninggal. Anaknya ada satu cewek. Kita dari keluarga pastinya mau pihak rumah sakit dan klinik jujur, apa penyebab kematian adik. Tolong diberikan rekan medisnya. Rencanya besok mau buat laporan ke polisi di Depok,” tutup Okta.

Baca juga: Dugaan Malapraktik Sedot Lemak di Depok, Polisi Periksa Dokter dan Suami Pemilik Klinik Kecantikan

Untuk diketahui, Polres Metro Depok memeriksa dua saksi dalam dugaan kasus malapraktik yang menyebabkan seorang perempuan berinisial ENS (30) meninggal dunia usai menjalani operasi sedot lemak di klinik kecantikan di Depok, Jawa Barat.

"(Dua saksi yang diperiksa) dari dokter yang menangani dan suami dari pemilik klinik," ungkap Kapolres Metro Depok Kombes Pol Arya Perdana, Minggu (28/7/2024), seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Kedua saksi itu, kata dia, memberikan keterangan yang memang memperkuat dugaan adanya malapraktik.

Polisi juga masih mengumpulkan bukti yang dibutuhkan untuk memastikan apakah klinik itu menjalankan prosedur sesuai aturan.

Sampai saat ini Polres Metro Depok masih belum bisa memastikan penyebab meninggalnya ENS.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau