Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter yang Viralkan Kasus Meninggalnya 2 Pasien di RS Pirngadi Diperiksa Komite Etik

Kompas.com, 4 September 2024, 11:55 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

MEDAN, KOMPAS.com – Dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi Medan yang memviralkan kasus meninggalnya dua pasien akibat kekosongan obat kini menjalani pemeriksaan oleh komite medik rumah sakit tersebut.

Kepala Tim Hukum dan Humas RSUD Pirngadi Medan, Gibson Girsang, menyatakan serius menindaklanjuti kasus ini, termasuk dengan melibatkan Kementerian Kesehatan RI dan BPJS Kesehatan untuk menginvestigasi lebih lanjut.

"Pihak BPJS Kesehatan sedang memverifikasi kebenaran terkait isu kekosongan obat ini," ujar Gibson usai rapat audit medik bersama dokter yang memviralkan kasus tersebut, Selasa (3/9/2024).

"Kemarin sudah diambil keterangan ya, tapi mungkin seterusnya juga akan kami komunikasikan, bagaimanapun beliau ini kan ASN ya, nah jadi itu adalah masalah internal kami," katanya juga.

Baca juga: RS Pirngadi Bantah Ada Pasien Meninggal karena Obat Kosong

Gibson menambahkan, RSUD Pirngadi telah membentuk tim audit medis yang akan menginvestigasi kasus tersebut.

"Namun, hasil investigasi belum keluar. Yang bisa kami pastikan saat ini, penyebab kematian pasien bukan karena kekosongan obat," tegas Gibson.

Gibson juga mengakui adanya keterlambatan distribusi obat, tetapi menegaskan bahwa obat-obatan yang dibutuhkan sudah dipesan dan tiba pada 2 Agustus.

"Obatnya sudah datang, meskipun distribusinya agak terlambat," jelasnya.

Ia menegaskan, tujuan pernyataan ini bukan untuk membela diri, melainkan sebagai tanggung jawab memberikan informasi yang benar kepada publik.

"Kami bukan sedang membela diri, tapi kami bertanggung jawab sebagai penyedia layanan publik. Penyebab kematian pasien bukanlah karena obat yang kosong," kata Gibson.

Baca juga: Dokter RS Pirngadi Keluhkan Pasien Meninggal karena Obat Habis, Bobby Janji Akan Periksa

Ia juga menyoroti kondisi pasien yang sudah kritis saat dirujuk ke RS Pirngadi sehingga penanganan menjadi lebih sulit.

"Kadang-kadang pasien datang dalam kondisi sangat berat, bahkan setelah dirujuk dari rumah sakit lain. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kondisinya memang sudah parah," jelasnya.

Sebelumnya, dokter RS Pirngadi, Ramdani Soeroso, mengunggah video di Instagram @medannews.id dan menyampaikan keprihatinannya atas meninggalnya dua pasien karena kekosongan obat.

Dalam video tersebut, Ramdani meminta pihak manajemen segera memperbaiki kondisi rumah sakit dan menyediakan obat-obatan yang diperlukan.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, dua pasien saya meninggal karena tidak ada obat. Tolonglah, sebelum Pilgub, benahi rumah sakit ini," ujar Ramdani dalam video tersebut.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul RSUD Pirngadi Bantah Dua Pasien Meninggal karena Kehabisan Obat, Ini Kronologinya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Medan
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Medan
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Medan
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
Medan
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Medan
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau