Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Mahasiswa di Polmed: Kaca Pecah, Mahasiswa Pingsan

Kompas.com, 26 September 2024, 19:31 WIB
Goklas Wisely ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Seorang penjual es krim berusia 67 tahun, bernama Panjang, mengungkapkan pengalamannya saat menyaksikan bentrokan antara mahasiswa di Politeknik Negeri Medan (Polmed), Kamis (26/9/2024).

Panjang menceritakan, saat itu ia sedang berjualan di area parkir Polmed dan melayani mahasiswa yang membeli es krim.

"Tadi ada mahasiswa yang arak-arakan karena kan lagi ada acara wisuda. Terus sempat terjadi perselisihan tadi," ungkap Panjang saat diwawancarai.

Baca juga: Bentrokan Mahasiswa saat Polmed Medan Gelar Wisuda, Satu Orang Terluka

"Cukup ramai lah tadi. Sampai pisau saya diambil. Padahal pisau itu saya pakai untuk potong roti. Beruntung lah tadi ada yang kasih saya pisau. Ini lah saya kantongi biar tidak diambil lagi," ucap Panjang sambil tertawa.

Peristiwa menegangkan akibat bentrok antarmahasiswa juga dirasakan Sumarni, pedagang di kantin Polmed.

Ia menjelaskan, saat itu ia sedang menjaga lapak jualannya ketika tiba-tiba situasi menjadi kacau.

Baca juga: Ada Calon Tak Penuhi Syarat, Pengundian Nomor Urut Pilkada Subulussalam Aceh Ricuh

"Tadi di kantin memang ada banyak mahasiswa Teknik Sipil yang duduk-duduk. Tiba-tiba datang mahasiswa Teknik Mesin," kata Sumarni.

"Mereka melempari batu ke arah kantin sampai kaca pecah. Ya saya sempat takut lah. Bahkan tadi di dalam kantin ada yang pingsan (mahasiswa)," tambah dia. 

Meski demikian, Sumarni memastikan, tidak ada pedagang yang terluka dan berharap kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Sebelumnya, polisi mengungkapkan, mahasiswa dari Fakultas Teknik Mesin dan Teknik Sipil terlibat bentrok di Polmed.

Kepala Unit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu Dian Simangunsong menjelaskan, insiden ini bermula saat acara wisuda yang diadakan di lapangan upacara kampus Polmed.

"Mulanya, sekitar pukul 09.00 WIB, pihak Polmed mengadakan acara wisuda. Lalu, sekitar pukul 11.00 WIB, terjadi selisih paham antara mahasiswa Teknik Sipil dengan Teknik Mesin," kata Dian kepada Kompas.com melalui saluran telepon.

Menurut Dian, permasalahan ini muncul akibat saling ejek di antara mahasiswa.

"Mereka saling ejek. Selanjutnya terjadi pemukulan terhadap salah seorang mahasiswa Teknik Mesin yang diduga dilakukan oleh mahasiswa Teknik Sipil," sambungnya.

Akibat kejadian tersebut, sejumlah mahasiswa Teknik Mesin merasa tidak senang dan melakukan penyerangan ke Fakultas Teknik Sipil.

Namun, pihak keamanan kampus segera melerai situasi tersebut sehingga tidak menimbulkan korban lebih lanjut.

"Saat ini, pihak dosen dari masing-masing fakultas telah duduk bersama dengan para staf di Gedung Rektorat Polmed," tutup Dian.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau