Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Longsor Tambang Emas Ilegal di Solok: 12 Orang Tewas, Evakuasi Terkendala Medan

Kompas.com, 29 September 2024, 06:41 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Tragedi tabang emas ilegal longsor menewaskan 12 orang di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Kamis (26/9/2024).

Mirisnya, aparat kepolisi sebelumnya sudah beberapa kali menutup tambang itu. Namun warga masih nekat untuk menambang di lokasi tersebut. 

"Sejak saya di sini sudah empat kali saya lakukan razia," ungkap Kapolres Solok AKBP Muari, Jumat (27/9/2024). 

Menurutnya, longsor dipicu oleh hujan deras yang mengguyur kawasan tambang sejak Kamis siang. 

Baca juga: Polisi Pastikan Tambang Emas yang Runtuh di Solok Ilegal, Sudah 4 Kali Dirazia

Kondisi itu membuat tanah yang keropos menjadi tidak stabil. Penambang yang sedang bekerja menggunakan linggis untuk menggali terowongan dengan kedalaman 30-40 meter terjebak oleh longsoran tanah yang tiba-tiba runtuh.

"Mereka ada yang terjebak di dalam lubang dan ada juga di luar. Tapi kondisinya yang tiba-tiba tidak bisa membuat mereka mengelak," ujar Muari.

Baca juga: Polda Sumbar Bentuk Tim DVI Identifikasi Korban Runtuhnya Tambang Emas di Solok

Medan sulit untuk evakuasi 

Petugas mengevakuasi korban tanah longsor di lokasi tambang emas ilegal di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Sabtu (28/9/2024). Berdasarkan data dari Wali Nagari atau Kepala Desa Sungai Abu sebanyak 11 orang korban meninggal dunia akibat tertimbun longsor di lokasi bekas tambang emas di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat ANTARA FOTO/Handout/Basarnas Padang/Lmo/agr
Basarnas Padang Petugas mengevakuasi korban tanah longsor di lokasi tambang emas ilegal di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Sabtu (28/9/2024). Berdasarkan data dari Wali Nagari atau Kepala Desa Sungai Abu sebanyak 11 orang korban meninggal dunia akibat tertimbun longsor di lokasi bekas tambang emas di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat ANTARA FOTO/Handout/Basarnas Padang/Lmo/agr

Petugas SAR gabungan segera tiba ke lokasi untuk melakukan evakuasi korban. Namun medan yang sulit dan jauh dari pemukiman menjadi tantangan utama. 

Tim gabungan dari Basarnas Padang, BPBD Kabupaten Solok, TNI/Polri, dan relawan menggunakan sistem estafet untuk mengangkut korban. 

Menurut Kepala Seksi Operasi dan Siaga (Kasi Ops) SAR Kelas A Padang, Hendri, medan yang curam dan jarak yang jauh memaksa tim untuk berjalan kaki hingga tujuh jam untuk mencapai lokasi .

Evakuasi dilakukan menggunakan tandu kayu beralaskan sarung, menandakan kesulitan akses kendaraan atau peralatan evakuasi modern ke lokasi tersebut. 

"Mudah-mudahan dengan cara estafet ini korban lebih cepat tiba di titik aman," jelas Hendri .

Razia tambang ilegal 

Ilustrasi tambangKOMPAS/ADHITYA RAMADHAN Ilustrasi tambang

Kasus longsor tambang di Solok ini menunjukkan betapa sulitnya pengawasan terhadap tambang ilegal, terutama yang berlokasi di daerah terpencil dan sulit diakses. 

Kondisi geografis, minimnya infrastruktur, dan ketiadaan sinyal komunikasi menjadi kendala utama bagi aparat dalam menindak pelanggaran.

Seperti diberitakan sebelumnya, Llokasi ini sebelumnya telah beberapa kali dirazia dan ditutup, namun aktivitas penambangan kembali berlanjut secara manual. 

Muari menjelaskan, operasi penutupan telah dilakukan sejak 2023 hingga 2024, dengan penyitaan alat-alat seperti laptop dan komputer untuk mengoperasikan ekskavator. 

Namun, medan yang sulit membuat alat berat seperti ekskavator tidak bisa dibawa keluar dari lokasi tambang

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau