MEDAN, KOMPAS.com - Banjir dan longsor yang terjadi di Sumatera Utara mengakibatkan belasan korban jiwa tewas.
Forum Kehutanan Daerah Sumatera Utara (FKD Sumut) meminta pemerintah daerah dan pemangku kepentingan menjadikan perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai prioritas dalam mitigasi bencana.
Ketua FKD Sumut, Panut Hadisiswoyo, mengatakan kerusakan hutan dan degradasi lingkungan di sekitar DAS memperburuk risiko banjir dan longsor.
"DAS adalah tulang punggung ekosistem kita. Ketika DAS tidak dikelola dengan baik, dampaknya langsung terasa pada meningkatnya frekuensi banjir dan kerugian besar yang diderita masyarakat," ujarnya, Jumat (29/11/2024).
Baca juga: KPU Medan Gelar Pemungutan Suara Susulan di 54 TPS yang Kena Banjir
Beberapa DAS di Sumatera Utara memiliki peran vital dalam pengendalian banjir.
DAS ini menghubungkan wilayah hulu, tengah, dan hilir, serta berpengaruh besar terhadap tata kelola air.
Berikut beberapa DAS utama di Sumatera Utara:
Baca juga: Bibit Siklon Tropis dan Monsun Asia Sebabkan Banjir Besar di Medan
Panut menyebutkan, menjaga fungsi DAS di Sumatera Utara dapat meminimalkan risiko banjir, memastikan keberlanjutan ekosistem, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Banyak DAS mengalami kerusakan akibat pembukaan lahan, illegal logging, dan alih fungsi hutan untuk pembangunan yang tidak berbasis perlindungan ekologi," katanya.
Meningkatnya Bencana Banjir
Banjir besar telah terjadi di beberapa daerah di Sumut, termasuk Medan, Deli Serdang, dan Langkat dalam lima tahun terakhir.
"Banjir merusak infrastruktur dan mengancam mata pencaharian masyarakat, terutama petani dan nelayan," ungkapnya.
Panut menyampaikan beberapa rekomendasi untuk mengurangi risiko banjir dan longsor di Sumatera Utara:
Baca juga: Bencana Banjir di Kota Medan: Pemicu, Dampak dan Imbauan Pemerintah
Panut juga mendesak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengalokasikan anggaran memadai untuk pengelolaan DAS dan memasukkan perlindungan DAS sebagai prioritas pembangunan berkelanjutan.
"Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk solusi jangka panjang," katanya.
Bencana Terkini di Sumut
Longsor di Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, pada Rabu (27/11/2024) menelan sembilan korban jiwa.
Baca juga: Harapan Korban Banjir Pejaten Timur, Minta Ciliwung Dikeruk dan Dibangun Sodetan
Di Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, longsor juga menyebabkan sepuluh orang tewas.
Sementara itu, banjir di Vila Patumbak Permai, Medan, pada hari yang sama, merendam 200 kepala keluarga akibat hujan deras sehari sebelumnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang